Sukses

Coba V7 II Stone, Elang yang Jinak Untuk Harian

Media mengeksplorasi performa Moto Guzzi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Piaggio Indonesia membuka kesempatan test ride moge Moto Guzzi kepada media dan masyarakat umum di sela-sela acara penutupan rangkaian pameran mall to mall MotoPlex. Dalam kesempatan kali ini, Liputan6.com memilih Moto Guzzi V7 II Stone.

Pihak Piaggio Indonesia mempersilakan media mengeksplorasi performa Moto Guzzi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kondisi jalanan yang bervariasi mulai dari lenggang hingga terjadi kepadatan Liputan6.com anggap cukup mewakili kondisi Jakarta pada umumnya.

Seperti apa sensasi berkendara di atas elang Italia ini? Berikut uraiannya.

Handling

Sepeda motor yang dijual seharga Rp 357,1 juta terbilang cukup bersahabat terutama pada kondisi perkotaan yang cukup padat.

Di awal atau ketika berjalan lambat, setang V7 II Stone cukup berat. Ini membuat handling pada V7 II Stone terasa kaku.

Namun begitu karena dimensi bodi yang kompak, Moto Guzzi V7 II Stone mampu meliuk-liuk lincah di antara kepadatan lalu lintas. Hal ini tak lepas dari limpahan tenaga sebesar 48 Tk yang mengalir terkendali. Liputan6.com merasa seperti sedang mengendarai sepeda motor sport bermesin 150 cc, padahal motor berkapasitas 744 cc ini punya bobot 189 kg.

Kekurangan dalam sisi handling muncul saat berakselerasi karena terasa goyang dari bagian kanan belakang. Namun demikian, hal ini dikatakan lumrah terjadi pada sepeda motor yang mengadopsi sistem gardan sebagai transfer tenaga. Pada Moto Guzzi V7 II Stone, posisi gardan terdapat di sebelah kanan.

2 dari 4 halaman

Akselerasi - Deselerasi

Akselerasi - deselerasi

Saat diajak berakselerasi, V7 II Stone juga cukup responsif dan tenaganya cukup mengisi sejak putaran bawah. Torsinya pun tidak meledak-ledak ketika diajak berakselerasi maupun ketika butuh deselerasi dengan menutup gas.

Saat melintasi jalanan yang cukup lengang, Moto Guzzi V7 II Stone mampu digeber hingga kecepatan 80 km/jam dengan gigi 3. Sayangnya, Liputan6.com hanya dapat memacu di kecepatan ini sebentar mengingat kondisi lalu lintas yang variatif.

Naked bike ini juga memiliki karakter engine brake yang cukup halus di hampir tiap gigi. Namun begitu, catatan diberikan khusus pada gigi 1 di mana hentakan yang dirasakan cukup besar. Untuk mensiasatinya Liputan6.com pun terpaksa mengimbanginya dengan sesekali menarik tuas kopling.

Kinerja deselerasi juga oke karena ditunjang rem double disc brake yang pakem serta keduanya telah menggunakan teknologi ABS. Proses pengereman dapat berjalan secara halus dan deselerasi terjadi cukup cepat.

3 dari 4 halaman

Kenyamanan

Kenyamanan

Tidak hanya menguji masalah akselerasi maupun handling, Liputan6.com berkesempatan mengeksplorasi kenyamanan pada V7 II Stone. Saat pengujian ini, Liputan6.com sengaja memilih sisi jalan yang terdapat beberapa lubang atau melintasi speed trap.

Kinerja suspensi yang dimiliki sepeda motor berlogo elang ini sangat mumpuni dan mampu meredam guncangan dari jalan keriting dengan baik. Selain itu, suspensi teleskopik konvensional pada garpu depan juga sanggup meminimalisir getaran yang muncul saat melintasi speed trap.

Kenyamanan juga makin mantap karena busa pada jok pada V7 II Stone ini tebal dan empuk. Bokong pun tidak panas sekalipun berlama-lama duduk di atas motor. Posisi berkendara yang tegak membuat punggung tidak pegal ketika mengendarai motor ini.

Catatan penting pada aspek kenyamanan terutama bagi pengendara. Mengingat bentuk mesin V yang melintang tepat di depan kaki, rambatan panas mesin sangat terasa hingga paha pengendara terutama saat motor berjalan lambat. Namun demikian, kondisi ini tidak dirasakan saat sepeda motor ini berjalan dengan kecepatan di atas 30 km/jam.

4 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kesimpulan

Dengan dimensi yang kompak serta didukung kontrol traksi pada mesin, Moto Guzzi V7 II Street cukup lincah untuk digunakan di perkotaan. Limpahan tenaga sebesar 48 Tk tersalurkan secara halus namun tetap responsif membuat sepeda motor dengan bobot 189 kilogram ini terasa cukup ringan dikendarai pada kondisi lalu lintas Jakarta yang variatif.

Bagi yang belum terbiasa, pasti akan merasakan sedikit goyang di sisi kanan motor yang berasal dari putaran poros gardan ke roda belakang. Namun begitu, goyangan ini tidak sampai mengganggu stabilitas saat berkendara.

Bentuk mesin V melintang juga bisa menjadi pertimbangan bagi anda yang tidak betah untuk berpanas-panas. Layout mesin seperti ini membuat buangan udara panas langsung mengarah ke kaki pengendara. Namun demikian, kondisi ini hanya terjadi ketika berjalan pelan dan tidak muncul saat motor dipacu dalam kecepatan yang lebih kencang.

(ysp/sts)