Liputan6.com, Hanoi - Thailand masih menjadi `jawara` industri otomotif di Asia Tenggara. Ekspor mobil negara itu ke Vietnam mencapai 23.516 unit dalam 11 bulan, atau naik 84 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Padahal, sebagaimana dilaporkan Thanhniennews, Selasa (22/12/2015), sampai Oktober lalu impor mobil Vietnam masih dikuasai Korea Selatan (23.232 unit), Tiongkok (22.496 unit), baru kemudian Thailand.
Baca Juga
Dari statistik ini, dapat dilihat bagaimana Thailand berakselarasi cepat hanya dalam waktu satu bulan kurang, bahkan langsung menyalip dua negara di atasnya. Lantas, apa kunci keberhasilan Negara Gajah Putih ini?
Menurut sumber yang sama, hal ini disebabkan karena adanya pemotongan tarif sebagai salah satu poin perjanjian antar negara ASEAN. Kenaikan ekspor mobil ini terjadi di tengah menurunnya penjualan mobil di skala domestik.
Sejak 2012, pemerintah Vietnam telah mengurangi tarif impor sampai dengan 50 persen untuk mobil yang diimpor dari negara-negara regional. Pemerintah negara itu berharap tarif pajak akan menjadi nol di antara negara ASEAN pada 2018 nanti.
Selain itu, kelebihan lainnya dari mobil Thailand, menurut analis yang dikutip dari kantor berita lokal VnExpress, adalah jauh lebih murah dibanding dengan yang diimpor dari Tiongkok dan juga Korea Selatan.
Itulah mengapa, meski menduduki peringkat pertama, nilai mobil yang diimpor dari Thailand `hanya` mencapai angka US$ 406,2 juta dalam 11 bulan pertama. Sebagai pembanding, nilai impor dari Tiongkok adalah US$ 869,5 juta, dan Korea Selatan mencapai US$ 511,8 juta.