Liputan6.com, London - Mobil otonomos akan jadi tren di masa depan. Saat ini, sejumlah pabrikan tengah mengembangkan teknologi yang meminimalisir peran manusia di balik kemudi itu. Bahkan perusahaan teknologi seperti Google pun ikut terlibat.
Selain persoalan teknologi, pengembangan mobil otonomos tersebut juga harus menyelesaikan persoalan lain. Ian Robertson, Head of Sales and Marketing BMW Group, menyebut masalah ini sebagai `dilema moral`.
Baca Juga
Dalam sebuah wawancara di Inggris, Robertson mengatakan BMW sebetulnya semakin maju dalam pengembangan mobil otonomos. "Kami telah melewati fase `feet off`, dan sekarang kami berada di fase `hands off` dan `eyes off`, selanjutnya adalah fase `brain off`," katanya, dikutip dari Autocar, Senin (4/1/2016).
Menurutnya, dilema moral yang disebutkan tadi berada pada fase brain off. Ia kemudian menjelaskan apa yang dimaksud dengan istilah itu dengan memberikan contoh.
"Dalam situasi di mana sebuah truk akan menabrak Anda, apa yang akan mobil otonomos lakukan: menyelamatkanmu dengan belok keluar jalan dan mungkin membunuh orang lain, atau memutuskan untuk, ya, truk akan menabrakmu?," ujarnya.
Kasus-kasus seperti itulah yang belum bisa dipecahkan BMW. "Kami tidak siap untuk itu," ujarnya jujur.
Lebih jauh, ia menjelaskan masalah moral ini membuat pengembangan mobil yang sepenuhnya otonomos dapat terlambat lima tahun. "(Mobil otonomos) mungkin siap dalam 10 tahun, tapi faktor lain dapat membuatnya jadi 15 tahun," tutupnya.