Liputan6.com, Cikarang - Industri otomotif Tiongkok pernah booming di Tanah Air pada medio 2000an. Ini ditandai dengan maraknya pembangunan pabrik-pabrik baru. Hal ini disebabkan karena produk yang dihasilkan tak lagi dapat diserap pasar dalam negeri, sehingga mereka akhirnya berekspansi.
Sayangnya, kecenderungan ini memudar. Produknya, yang kerap kali menjiplak dari model yang sudah terkenal, misalnya Sanex yang meniru Supra X, serta motor-motor Jepang lainnya pun perlahan menghilang dari pasaran.
Di tengah tren yang tidak mulus itu, ternyata pada pertengahan tahun lalu, pabrikan otomotif Tiongkok coba masuk lagi ke Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, mereka bahkan langsung membuat pabrik di wilayah Cikarang, Jawa Barat. Pabrikan tersebut adalah SAIC Motor Corp.
SAIC yang bekerja sama dengan General Motors (GM), hingga akhirnya terbentuk perusahaan patungan bernama SAIC-GM-Wuling (SGMW) menilai, Wuling merupakan produk yang cocok untuk pasar Indonesia, sehingga apa yang terjadi di masa lalu tidak akan terulang.
Baca Juga
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan Xu Feiyun, Presiden Direktur SGMW. "Kami akan bertahan selama-lamanya di Indonesia," ujarnya di Cikarang, Kamis (7/1/2015).
Menurut mereka, ada dua kesalahan utama pabrikan Tiongkok yang dahulu gagal. "Pertama, perusahaan yang dulu investasinya tidak cukup besar. Kedua, kualitas produknya juga tidak terjamin," tambahnya.
Untuk diketahui, SFMW mengucurkan dana sebesar US$ 700 juta untuk membuat pabrik ini. Menurutnya, saat ini total investasi yang dikucurkan sudah lebih dari 60 persen lebih dari jumlah keseluruhan. Pabrik ini sendiri rencananya akan mampu memproduksi mobil dengan kapasitas 150 ribu unit kendaraan per tahun, dengan MPV sebagai jagoannya.
Selain itu, Feiyun juga berjanji bahwa produk mereka kualitasnya akan lebih baik. Ia bahkan mengklaim akan mampu bersaing dengan pabrikan tradisional seperti Daihatsu dan Toyota. "(Produk kami) akan lebih memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami bisa bersaing di pasar ini," tutupnya.
Advertisement