Liputan6.com, Jakarta - Pada peluncuran TVS Apache RTR 200 pekan lalu, Liputan6.com berkesempatan mencoba secara langsung motor sport asal India tersebut di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat. Pengujian dibatasi oleh penyelenggara sebanyak dua putaran.
Kesempatan singkat ini pun dimanfaatkan untuk mengeksplorasi performa monster India dikombinasi trek lurus dan berliku. Uji coba ini dilakukan untuk pembuktian performa Apache RTR 200 yang bertenaga namun tetap lincah.
Performa
Advertisement
Memiliki kapasitas mesin yang besar tidak membuat tarikan Apache RTR 200 terasa ngejambak. Namun sebaliknya, tarikan terasa halus namun responsif.
Meskipun dicoba memuntir grip gas secara diurut, putaran mesin dari TVS Apache RTR 200 tidak terasa cukup cepat melonjak. Tenaga terus mengisi secara halus dari putaran bawah hingga atas.
Performa mesin saat gantung rpm pun tidak drop. Mesin langsung menyemburkan tenaga sesuai kebutuhan penunggangnya di tiap kondisi.
Sayangnya, dalam kesempatan yang hanya sesaat ini saya hanya mampu mencatatkan kecepatan maksimum 115 km/jam. Padahal Apache RTR 200 ini sanggup digeber hingga lebih dari kecepatan itu.
Selanjutnya
Handling
Kesan pertama saat duduk di jok Apache RTR 200 seperti menunggangi motor besar karena kaki yang lebih ngangkang. Kesan berat yang ada di benak langsung sirna ketika naked bike 200 cc ini mulai dipacu.
Dapat dikatakan pengendalian dari si Monster India ini sangat ringan. Jika dibandingkan motor sport 150 cc yang jadi kompetitor utamanya, maka sensasi pengendalian dari TVS Apache RTR 200 lebih ringan.
Meskipun demikian, TVS Apache RTR 200 memiliki tingkat stabilitas dan center of gravity yang baik. Ini dibuktikan saat melahap di tikungan besar Sirkuit Sentul yang cukup mantap dalam kondisi miring.
Pun demikian halnya saat melibas "S" kecil, Apache RTR 200 sangat stabil ketika berbelok sedikit rebah. Selain stabil, manuver yang cukup mantap ini juga didukung ban Pirelli Sport Demon.
Saya pun mencoba memilih titik aspal yang kasar di tikungan untuk membuktikan daya cengkram ban. Apache RTR 200 tidak liar ketika berbelok miring di titik tersebut. Dapat dikatakan bila Apache RTR 200 sangat lincah ketika melahap tikungan dengan sudut yang cukup sempit.
Bobotnya yang ringan cukup terasa ketika dipacu di trek lurus. Memacu TVS Apache RTR 200 terasa sedikit melayang namun masih mudah dikendalikan.
Rancang bangun frame juga kokoh saat saya mencoba hard braking. Gejala limbung atau 'ngebuang' tidak muncul pada Apache RTR 200.
Catatan disini yaitu rem cakram di kedua roda yang belum didukung antilock braking system (ABS). Limpahan tenaga yang besar mampu dihentikan dengan baik oleh rem cakram yang sangat pakem di kedua roda. Namun demikian, tidak adanya ABS dapat membuat roda terkunci apabila pengendara yang panik tiba-tiba melakukan rem mendadak atau hard braking.
Advertisement