Liputan6.com, Yogyakarta - Seiring dengan perkembangan teknologi, lampu kendaraan pun juga mengalami perubahan. Saat ini, lampu utama mulai menggunakan teknologi light-emitting diode (LED).
Tak sedikit mobil yang telah memanfaatkan lampu LED. Kelebihannya, lampu jenis ini menjanjikan sinar yang lebih terang dan konsusi listrik yang rendah.
Selain itu, lampu LED juga diklaim punya lifetime yang lebih baik. Meskipun belum ada yang dapat memberikan kepastian dapat tahan betapa lama lampu tersebut.
Sebagai perbandingan, lampu halogen diklaim bisa bertahan hidup hingga 1.000 jam. Sementara HID bisa lebih dari itu, 2.000 jam. Semuanya untuk pemakaian normal.
Baca Juga
Diketahui, LED mengeluarkan sinar berwarna putih. Warna ini terlihat memberi penerangan yang baik dalam jarak tertentu. Namun di balik itu sebenarnya sinar putih lebih menyilaukan mata ketimbang sinar yang berwarna kekuningan.
"Selama sinar dipancarkan pada arah yang tepat, tidak akan masalah," ujar Dadi Hendriadi GM Technical Service PT Toyota-Astra Motor (TAM) di sela-sela Test Drive all new Fortuner di Yogyakarta, yang ditulis Sabtu (30/1/2016).
Tapi masalahnya, lanjut Dadi, mobil-mobil pada jenis SUV dan MPV terkadang ketinggian lampu yang kurang optimal. "Kondisi ini (membuat pemilik kendaraan) akan mengarahkan sinar lampu utama ke atas," imbuhnya.
Bila ini terjadi, otomatis arah lampu akan menggangu pandangan pengendara di depannya. "Makanya fitur auto leveling akan berguna dalam kondisi seperti ini," sebut dia.
Dikatakan, lampu LED pun punya kelemahan lain, khususnya ketika masa penggunaannya sudah habis. Meski hanya satu lampu yang mati, misal dalam rangkaian daytime running lights, kita tak bisa mengganti satu unit LED saja. "
Masih harus ganti satu modul (rangkaian), tidak bisa satu unit saja," jelas Dadi. Praktis, katanya, hal ini yang membuat LED masih mahal.