Sukses

Toyota Jadi Mobil Andalan di Afrika, Perang Bisa Dimenangkan

Hilux dipilih karena harganya yang lebih murah ketimbang Humvee.

Liputan6.com, Tokyo - Peran logistik tidak bisa dikesampingkan dari berbagai perang yang berkecamuk di berbagai belahan dunia. Kelancaran pasokan logistik ditunjang dengan kendaraan angkut yang tangguh.

Siapa yang menduga jika pikap buatan Toyota turut memainkan peran penting dalam sejarah peperangan. Hilux jadi model yang paling sering dimanfaatkan untuk angkutan logistik pada pertempuran. Model ini sendiri telah lahir sejak 1968, tidak pernah dibayangkan sebelumnya jika Hilux jadi langganan perang.

Dilansir Autoevolution, Toyota Hilux digunakan pertama kali di peperangan pada 1972 oleh Libya. Negara di sebelah utara benua Afrika ini mengekspansi Aouzu yang masih jadi bagian Chad karena ingin mengeruk uranium. Konflik terbuka antara Libya dan Chad pun pecah secara resmi enam tahun kemudian atau pada 1978.

Perang antara kedua negara di Afrika ini mencapai puncaknya pada awal 1987. Prancis yang sebelumnya jadi penguasa Chad memberi bantuan militer 10 ribu orang tentara serta 400 pikap Toyota.

Alasan Prancis memasok Hilux ditengarai karena harganya yang lebih murah ketimbang Humvee. Dengan sokongan militer yang begitu dahsyatnya, pasukan Chad berhasil memukul kekuatan militer tentara Libya. Brigade lapis baja Libya di Fada telah kehilangan 784 tentara, 92 T-55 tank tempur, dan 33 kendaraan tempur infanteri BMP-1.

Kerugian yang dialami kubu Chad yaitu 18 orang tentara tewas serta tiga unit Toyota Hilux hancur. Aksi balasan yang dilancarkan militer Libya kepada tentara Chad gagal karena kemampuan mobilitas yang dimiliki Hilux. Mahkamah Internasional pada 1994 kemudian memutuskan jika klaim Libya terhadap wilayah Aouzu berakhir dan dikembalikan jadi bagian Chad.

Video Terkini