Liputan6.com, Jakarta - PT Mabua Harley-Davidson (MHD) dan PT Mabua Motor Indonesia (MMI) menyerah dan menyatakan mundur sebagai agen pemegang merek Harley-Davidson di Tanah Air. Penjualan yang terus mengalami penurunan akibat harga jual yang melambung tinggi memberatkan laju bisnis MHD.
2013 menjadi puncak pencapaian MHD dengan penjualan mencapai 991 unit. Namun kondisi perekonomian yang menurun lantaran nilai tukar Rupiah yang melemah atas dolar AS serta diberlakukannya aturan PPnBM 125 persen untuk moge membuat harga jual HD terkerek. Penurunan penjualan pun tak bisa terhindarkan.
Baca Juga
"Pada pertengahan 2013 penurunan nilai rupiah sebesar 40 persen, ditambah lagi keluarnya peraturan baru. Peraturan yang sudah ada saja sudah berat," ujar Direktur Utama MHD Djonnie Rahmat di Jakarta, Rabu (10/2).
Dengan kondisi seperti ini, penjualan MHD pada 2014 mengalami penurunan mencapai 50 persen menjadi 421 unit. Pada tahun berikutnya, raihan MHD tidak jauh berbeda karena ditolong dengan hadirnya Street 500 yang merupakan model entry level.
"Pada 2015 pencapaian tidak jauh dari tahun sebelumnya sebesar 483, cuma 70 persennya didominasi Street 500," beber Irvino Edwardly, Director Sales & Marketing MHD di tempat yang sama.
Saat ini, masih ada sekira 100-an HD yang tersisa. Mabua memberikan harga khusus untuk menghabiskan stok yang tersisa. Adapun unit yang banyak tersedia adalah Street 500 dan Ultra Limited.
Advertisement
HD Street 500 mengandalkan mesin 494 cc dengan transmisi manual enam percepatan. Mesin moge yang dirakit di India itu dilengkapi dengan teknologi SOHC V-Twin berpendingin cairan. Hasilnya, mesin itu mampu menyemburkan tenaga sebesar 35 Tk dengan torsi puncak 40 Nm pada putaran 3.500 rpm.