Liputan6.com, California - Orang Amerika Serikat (AS), seperti kebanyakan masyarakat Indonesia, ternyata juga mengandalkan pembelian kendaraan secara kredit. Bahkan, sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa hutang mereka lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Dilaporkan CNBC, lembaga riset otomotif bernama Experian Automotive mengatakan hutang kredit kendaraan bermotor mencapai angka US$ 987 miliar pada kuartal terakhir 2015. Jumlah ini meningkat 11,5 persen dibanding 2014.
Baca Juga
Menurut Melinda Zabritski, Senior Director Experian, jumlah ini setara dengan seperempat semua jenis peminjaman di seluruh industri yang ada. Peminjaman itu sendiri mencapai jumlah tertinggi sejak 2006 lalu.
Menariknya, menurut Experian, sebanyak 20,8 persen dari kredit mobil dipegang oleh orang-orang dengan status subprima, yaitu istilah yang digunakan pada praktik pemberian kredit kepada peminjam (debitur) yang tidak memenuhi persyaratan kredit.
Meski demikian, Zabritski tidaklah khawatir dengan hal tersebut. "Kami tidak melihat apapun yang akan menjadi `bendera merah` (peringatan)," ujarnya.
Secara historis, kenaikan subprima ini memang akan naik seiring dengan melambatnya ekonomi dan meningkatnya pengangguran. Dan saat ini, perekonomian AS memang sedang lamban.
Zabritski menegaskan, tingginya subprima tidak akan membuat kreditur memperketat aturan pemberian kredit. "Subprima selalu menjadi bagian dari pasar keuangan, dan itu tidak akan berubah," kata Zabritski.