Liputan6.com, Jakarta - Salah satu komponen penting pada sepeda motor, dan kendaraan pada umumnya adalah ban. Sebaik apapun kendaraan, jika bannya tidak baik, maka performa akan tidak maksimal. Ini disebabkan karena ban lah satu-satunya komponen kendaraan yang menyentuh permukaan.
Sayangnya, pengendara motor dianggap masih kurang paham dengan komponen ini. Hal ini diungkapkan oleh Yusak Kristian, Direktur Astra Otoparts Tbk, anak perusahaan Astra yang memproduksi komponen otomotif seperti ban dan kampas kopling.
Baca Juga
"Pengguna motor kurang mengerti peruntukan ban seperti apa. Mereka hanya melakukan praktik umum, yang biasa dilakukan tapi sebetulnya kurang tepat dan kurang aman," ujar Yusak, di sela peluncuran ban Aspira Premio, di Rolling Stone Cafe, Jakarta, Selasa (23/2).
Salah satu praktik yang umum dilakukan tapi ternyata tidak benar adalah pola kembangan ban. Selama ini, arah kembangan ban yang dianggap baik adalah yang searah depan dan belakang. Padahal, yang benar adalah kembangan terbalik.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena kegunaan dua ban tersebut pada dasarnya berbeda. Saat ban depan `bertugas` memecah air (saat hujan atau jalan basah) dan pengereman, ban belakang lebih berfungsi untuk akselarasi serta traksi.
Karena itu pula, ban baru yang mereka luncurkan polanya juga terbalik. Begitu pula dengan merek ban lain, misalnya Michelin. Seluruh ban sepeda motor Michelin yang ada di Indonesia hadir dengan kembangan yang terbalik antara ban depan dan belakang.
Ke depan, Yusak mengatakan bahwa Astra Otopart akan terus berkampanye soal ini. "Kita ingin tingkatkan (pemahaman masyarakat) agar kecelakaan bisa diminimalisir," tutupnya.