Liputan6.com, California - Nissan menonaktifkan sebuah aplikasi yang memungkinkan pemilik mobil mengendalikan suhu tunggangan mereka dari ponsel. Hal ini mereka lakukan setelah seorang peneliti Australia menunjukkan bahwa karena aplikasi itu, mobil bisa diretas.
Dilaporkan USA Today, aplikasi yang dimaksud adalah NissanConnect EV. Dikatakan, melalui aplikasi ini, peretas dapat mengaskes suhu mobil, serta mengetahui VIN (vehicle identification number) yang dapat membuka seluruh catatan mobil.
Baca Juga
Pihak peretas bernama Troy Hunt. Ia mengatakan bahwa awalnya bug ini dilaporkan ke Nissan. Sayang, tidak ada tanggapan dari mereka. Akhirnya, Troy pun menulis, tulisannya tersebar dan didiskusikan di berbagai forum dunia maya.
"Mereka (perusahaan otomotif) tidak menganggap ini (keamanan kendaraan) cukup serius untuk diprioritaskan," ujar Hunt, berkomentar tentang betapa mudahnya sebuah mobil diretas.
Nissan sendiri berjanji akan segera meluncurkan versi terbaru dari aplikasi. Mereka juga meyakinkan pengguna Leaf di seluruh dunia yang jumlahnya mencapai 200 ribu bahwa kendaraannya tetap aman dikemudikan.
"Satu-satunya fungsi yang terpengaruh adalah yang dikontrol dengan ponsel - yang mana semuanya masih tersedia dan dapat digunakan secara manual, sebagaimana kendaraan standar lainnya," ujar Nissan dalam pernyataan resminya.
Untuk diketahui, Nissan Leaf adalah hatchback lima pintu yang diproduksi pertama kali pada 2010 di Jepang, lalu ke Inggris dan Amerika Serikat (AS). Dengan baterai 24 kW-h lithium ion, Leaf dapat melaju hingga 117 km dalam satu kali isi ulang.