Sukses

Komunitas Motor Bandung Unjuk Gigi di Ajang Modifikasi

Bagaimana tren modifikasi sepeda motor di Bandung?

Liputan6.com, Bandung - Bandung tak hanya dikenal sebagai kota fesyen, di sini juga banyak modifikator sepeda motor yang potensial. Hal ini terlihat melalui banyaknya peserta yang berpartisipasi dalam Honda Modif Contest (HMC) 2016.

Menariknya, modifikator dari Bandung semakin luas, menyentuh sektor lain selain modifikator tradisional yang berasal dari bengkel. Hal ini diungkapkan oleh Lulut Wahyudi, salah satu juri HMC.

"Di Bandung, dari motor yang ikut lomba, sekarang banyak yang dari komunitas. Kalau (tahun) kemarin banyak orang bengkel, tahun ini sudah menyentuh komunitas," ujar Lulut dalam konferensi pers HMC yang digelar di Taman Cikapundung Riversport.

Komunitas sendiri mulai menjadi peserta di kompetisi modifikasi tahunan ini. Hal ini, menurut Lulut, menjadi semacam tren baru. "Modifikasi jadi bahasa baru di komunitas. Jadi mereka kalau kumpul bukan hanya membahas touring saja, tapi modifikasi secara komunal," ia menambahkan.

Meski demikian, ada perbedaan mendasar dari modifikator yang berasal dari bengkel dengan komunitas. Perbedaan tersebut terletak pada gaya modif.

"Kalau di komunitas, satu motor dianggap 'cakep', yang lainnya pasti ikut (gaya motor itu). Kalau di bengkel, justru sebaliknya. Mereka tidak mau ikut gaya modif bengkel lain karena takut dianggap menjiplak," ujar Lulut.

Untuk diketahui, dari 200 modifikator yang yang turut serta di HMC 2016 regional Bandung, 51 di antaranya berasal dari komunitas, sementara sisanya berasal dari bengkel modif atau perorangan.