Sukses

Pemancar, Musuh Alami Alarm Mobil

Alarm rentan 'lumpuh' jika dioperasikan di wilayah di mana terdapat banyak frekuensi lain, misalnya di antena pemancar.

Liputan6.com, Depok Alarm mobil bekerja saat remote control mengirimkan sinyal pada modul. Karena berbasis sinyal itulah, alarm rentan 'lumpuh' jika dioperasikan di wilayah di mana terdapat banyak frekuensi lain, misalnya di antena pemancar.

"Alarm memang bisa tidak berfungsi kalau di wilayahnya banyak sinyal. Misalnya di daerah yang banyak sutet-nya (saluran udara tegangan ekstra tinggi), ujar Acoy, owner GarudaDjaya, bengkel spesialis alarm yang ada di Jalan Raya Bogor, Kamis (10/3/2016).

Untuk diketahui, sutet memang mengeluarkan paparan medan elektromagnetik yang relatif tinggi. Bukan hanya mengganggu sinyal, sebuah riset yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leper pada 1979 bahkan berkesimpulan jika Sutet dapat menyebabkan kanker otak.

Acoy menjelaskan, dengan frekuensi yan besar dari pemancar, modul yang ada di dalam mobil tak bisa menerima sinyal yang dikirim melalui remote control. Sinyal remote control akan 'bertabrakan' dengan sinyal yang lebih besar. '"Tapi itu kondisional, tidak melulu seperti itu," terang Acoy.

Untuk mengatasi 'kelumpuhan' alarm ini, pengemudi dapat mendekatkan remote ke penangkap sinyal (modul). Umumnya, modul ini terdapat di bagian bawah dashoard. "Tapi sekali lagi, itu bisa iya, bisa juga tidak fungsi," tambah Acoy.

Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kunci manual. Meski memang, konsekuensinya alarm mobil justru akan menyala karena kunci tidak dibuka menggunakan sistem alarm.