Liputan6.com, Jakarta - Setiap pengendara motor trail yang berpetualang ke tempat-tempat liar haruslah membawa alat penunjuk arah, entah itu kompas atau GPS. Tapi, berapa banyak dari mereka yang membawa alat-alat tersebut?
Tentu menjadi tidak masalah jika medan yang dijelajahi memang sudah dikenali. Tapi, akan sangat berbeda jika petualangan dilakukan di tempat yang belum diketahui sebelumnya. Bagaimana mengatasi masalah ini?
Belajar dari orang-orang terdahulu, ada cara klasik dan alami untuk mengetahui arah. Di malam hari, hal ini bisa dilakukan dengan memperhatikan rasi bintang. Rasi Southern Cross misalnya, selalu menunjukkan arah selatan.
Lantas, bagaimana jika siang hari? Satu cara ampuh adalah mengandalkan sinar matahari dan jam tangan analog, dengan metode bernama sun-and-watch.
Baca Juga
Dalam zona waktu utara, arahkan jarum jam pendek (yang menunjuk ke jam) ke matahari. Garis yang di tarik di tengah antara jarum jam pendek dan angka 12 akan menunjuk ke arah utara atau selatan.
Sementara di zona selatan, misalnya di Indonesia, perlu metode yang sedikit berbeda. Arahkan angka 12 ke arah matahari, dan titik tengah antara 12 dan waktu yang ditunjukkan jam saat itu menunjukkan arah utara atau selatan.
Untuk diketahui, arah yang dituju menggunakan metode ini bersifat umum atau tidak memberikan hasil yang presisi. Metode ini juga efektif jika matahari dalam azimuth, atau dalam posisi sudut ketinggian yang rendah.
Advertisement