Liputan6.com, Malang - Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, para pekerja di industri otomotif dituntut memiliki etos kerja yang tinggi. Fokus utama saat ini mendorong tumbuhnya etos kerja untuk para siswa maupun mahasiswa yang akan berkecimpung ke industri otomotif.
"Indonesia ini rata-rata lebih pandai siswanya, lomba di tingkat global yang menang dari Indonesia. Untuk daya saing, yang dikhawatirkan itu etos kerja," jelas Davy J Tuilan, Deputy Managing Director Sales and Marketing 4W PT Suzuki Indomobil Sales saat penyerahan CSR di Universitas Negeri Malang, Kamis (31/3/2016).
Baca Juga
Davy menyebut, hal yang paling membedakan antara pekerja industri otomotif di Indonesia dengan luar negeri yaitu etos kerja. Kondisi ini bagi para siswa maupun mahasiswa hanya dapat ditumbuhkan melalui praktik.
Advertisement
"Bagaimana caranya melatih etos kerja? Caranya praktik. Etos kerja dan kejujuran sulit dijelaskan di dalam kelas dan hanya bisa dipelajari saat praktik," tutur Davy.
Senada dengan Davy, Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Rofi'uddin menuturkan siswa dan mahasiswa bisa jauh lebih mendalami sense tersebut. Adanya bantuan material praktik sangat ideal sebagai penunjang belajar.
"Bantuan ini baik mobil, motor, dan mesin kapal semakin meningkatkan sense. Bentuk inilah yang kami harapkan dari CSR, menyentuh hajat pembelajaran anak-anak kita," kata Rofi'uddin.