Liputan6.com, Tokyo - Mobil bekas adalah salah satu solusi punya kendaraan pribadi dengan dana yang terbatas. Selain di negara berkembang, konsumen di negara maju seperti Jepang tren membeli mobil bekas mengalami peningkatan.
Dilaporkan Japantimes, penjualan mobil bekas di sana naik 1,7 persen pada tahun fiskal 2015. Jumlah ini setara dengan 3,73 juta unit yang terjual. Catatan positif ini terjadi untuk pertama kalinya setelah tiga tahun berlalu.
Baca Juga
Dari jumlah tersebut, mobil penumpang bekas terjual sebanyak 3,27 juta unit atau naik 2,1 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara penjualan bus bekas mencapai 13,3 ribu unit atau naik 5,3 persen.
Tren ini diprediksi akan terus mencatatkan hasil positif. Sepanjang Maret tahun ini saja, penjualan mobil bekas naik 0,3 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Tercatat, penjualan mobil bekas bulan lalu mencapai 488 ribu unit.
Menurut juru bicara Japan Automobile Dealers Association, pertumbuhan penjualan mobil bekas ini tak terlepas dari merosotnya penjualan mobil baru. Dikatakan, kenaikan pajak adalah faktor utama mengapa mobil baru penjualannya menurun.
"Kemerosotan berkepanjangan penjualan mobil baru terjadi setelah kenaikan pajak, dan mempengaruhi pasar mobil bekas," ujar juru bicara itu. Untuk diketahui, kenaikan pajak terakhir terjadi pada April 2014.
Di Indonesia sendiri, pasar mobil bekas diprediksi akan mulai merangkak naik pada April ini, setelah sejak akhir 2015 hingga Maret 2016 mengalami kelesuan. Selain karena kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah seperti suku bunga diyakini sebagai faktor yang membuat konsumen menunda pembelian mobil.