Liputan6.com, Wolfsburg - Surat kabar asal Jerman, Handelsblatt, melaporkan perkembangan terkini soal Dieselgate yang menjerat Volkswagen (VW). Dalam investigasinya, ditemukan bahwa software penipu emisi awalnya dibuat Audi pada 1999.
Diceritakan, saat itu tim engineer Audi menciptakan perangkat lunak yang mampu mematikan fungsi tertentu dari mesin. Tapi, perangkat ini tak pernah digunakan mereka.
Baca Juga
Enam tahun kemudian, saat engineer VW tidak mampu memenuhi standar emisi baru yang ditetapkan pemerintah Jerman, mereka akhirnya menginstal perangkat yang diciptakan Audi. Inilah awal mula semua skandal yang akhirnya terbongkar.
Sayang, laporan investigasi ini tidak direspon baik oleh VW atau Audi. Menurut mereka, semua komentar harus menunggu investigasi resmi dari lembaga di Amerika Serikat (AS). Laporan resmi ini baru akan dipublikasikan akhir April.
Skandal Dieselgate terkuak pada September lalu. Saat itu, VW mengakui menginstal perangkat lunak yang dapat menipu hasil uji emisi. Emisi sesungguhnya yang keluar jauh lebih banyak dibanding hasil uji lab.
Perangkat lunak penipu ini terinstal di lebih dari 11 juta kendaraan Diesel yang tersebar di seluruh dunia. Selain VW, beberapa anak merek lain yang terkena imbasnya adalah Audi, Porsche, Skoda, dan Seat.
VW telah berjanji akan memperbaiki seluruh kendaraan dengan cara mengganti perangkat lunak penipu. Biaya yang dikeluarkan mereka sangat besar, dan menjadi salah satu faktor yang membuat masalah ini kian berlarut-larut.