Liputan6.com, California - Industri otomotif negara maju semakin serius menggarap komponen kendaraan menggunakan printer 3D. Dengan alat ini, semua bagian kendaraan dapat diciptakan dengan lebih cepat dan lebih akurat.
Misalnya saja Carbon3D. Startup asal California Amerika Serikat (AS) ini membuat komponen hasil cetakan printer untuk BMW AG dan Ford. Salah satu bagian yang dicetak itu adalah bumper.
Bagi industri otomotif, kemajuan ini dapat membuat produksi mereka lebih hemat dan efisien. "Ini (printer 3D) adalah impian mereka (pabrikan otomotif)," ujar Deb Holton, Director of Industry Strategy for the Society of Manufacturing Engineers, dikutip dari Automotive News, Senin (9/5/2016).
Baca Juga
Mesin 3D printing bekerja dengan menerjemahkan perintah pencetakan dari software berbasis Computer Aided Design (CAD). Pola pencetakan printer canggih ini dimulai dari bawah ke atas. Pencetakan dilakukan lapisan demi lapisan sampai selesai membentuk apa yang dibuat pada sketsa.
Printer 3D memungkinkan hasil yang lebih presisi daripada yang dibentuk oleh teknik pengecoran (konvensional). Bahkan, Kirk Phelps, wakil presiden Carbon 3D berani menjamin produk ini sangat kuat, tahan panas, dan fleksibel.
Advertisement
Sebetulnya bukan hanya perusahaan after market atau komponen saja yang mulai menggunakan teknologi ini. Pabrikan besar seperti Audi misalnya, pernah menciptakan mobil replika Gran Prix klasik bernama Auto Union Type C lansiran 1936 dengan skala 1:2 menggunakan teknologi printer 3D.
Sementara Local Motors, startup otomotif asal Amerika Serikat (AS), menciptakan supercar pertama di dunia yang dibuat menggunakan mesin printer 3D. Supercar tersebut diberi nama DM Blade.
Lebih menarik lagi, bahan yang digunakan untuk membuat komponen ini sama saja dengan komponen biasa, yaitu bubuk logam, baik aluminium atau baja. Umumnya ukuran bubuk ini kurang dari setengah diameter rambut manusia.