Liputan6.com, Jakarta - Sebuah riset baru menemukan bahwa kaca mobil tetap dapat ditembus sinar ultraviolet (UV). Ini membuat orang yang ada di dalam mobil berpotensi terkena penyakit mata dan kulit.
"Bahkan mobil standar pabrik, tidak ada jaminan bisa melindungi terhadap sinar UV," ujar Dr. Brian Boxer Wachler, peneliti dari Boxer Wachler Vision Institute, Beverly Hill, California Amerika Serikat (AS), dikutip dari Reuters Health, Jumat (20/5/2016).
Untuk diketahui, sinar UV adalah bagian kecil dari sinar matahari, tetapi justru yang paling merusak kulit manusia. Sinar ini mampu menembus bagian kulit paling dalam, apalagi hanya awan dan kaca.
Baca Juga
Riset ini terutama menunjukkan betapa rentannya kaca samping terhadap sinar berbahaya. Pada 2014 lalu misalnya, 29 mobil dari 15 produsen yang berbeda, yang diproduksi antara 1990 hingga 2014, diuji.
Hasilnya, persentase kaca samping bisa memblokir sinar UV bervariasi antara 44 persen hingga 96 persen. Tapi, hanya ada empat kendaraan yang kaca sampingnya mampu menghalau sinar UV hingga 90 persen.
Kualitas kaca samping tak berkaitan dengan harga, dalam arti makin mahal mobil, tak berarti kualitas kacanya semakin bagus. "Tidak ada korelasi sama sekali dengan biaya (pembelian) mobil," ujar Boxer.
Bukan hanya kulit, sinar UV juga dapat berpengaruh buruk pada mata. Lantas, apa yang bisa dilakukan dari penyakit yang tidak diinginkan ini?
Pertama, untuk kulit, maka sebaiknya gunakan lengan panjang, atau tabir surya. Sementara untuk kesehatan mata, sebaiknya gunakan kaca mata, terutama yang kacanya mampu menghalangi masuknya sinar UV-A dan UV-B.
"Mereka juga bisa memasang filter UV ke jendela mobil untuk melindungi diri dari sinar matahari yang masuk," tutup Boxer.