Liputan6.com, Oslo - Ada banyak cara menanggulangi polusi udara yang berasal dari penggunaan bahan bakar fosil, dari yang paling moderat hingga terhitung radikal. Pemerintah Norwegia nampaknya masuk ke dalam hitungan kedua.
Menurut surat kabar terkemuka Norwegia, Dagens Næringsliv, dilansir Motortrend, disebut bahwa salah satu negara Skandinavia itu akan memberlakukan larangan penjualan mobil bertenaga bensin 9 tahun lagi, atau tepatnya pada 2025.
Baca Juga
Dijelaskan, dalam beberapa waktu ke belakang parlemen Norwegia riuh oleh perdebatan pelarangan penjualan mobil bensin, terutama dari empat partai politik terbesar di negara tersebut. Nampaknya semua bermufakat untuk menerapkan kebijakan ini.
Dengan demikian, jika aturan ini resmi diterapkan, kendaraan yang boleh dijual di Norwegia hanyalah yang bertenaga listrik atau hidrogen.
Lantas, apakah kebijakan ini realistis untuk diterapkan? Memang tak bisa dijawab langsung. Tapi faktanya, Norwegia adalah negara dengan jumlah pembelian mobil listrik terbanyak. Mobil bertenaga baterai bahkan menguasai 24 persen pangsa pasar.
Salah satu halangan yang saat ini sudah terbayang adalah soal truk. Pasalnya, sampai saat ini belum ada pabrikan yang memproduksi truk non-bensin sebagaimana yang diinginkan pemerintah Norwegia. Sementara industri mereka pun tak mampu membuat sendiri.
Wacana pelarangan ini bukanlah kali pertama. Menurut laporan Electrek, Belanda juga akan memberlakukan pelarangan yang sama pada 2030. Meski sejauh ini parlemen Negeri Tulip ini belum satu suara. Dua dari empat partai politik belum setuju usulan ini.