Sukses

Menguji Performa serta Efisiensi New Honda Brio RS dan Satya

Liputan6.com menguji performa dan efisiensi new Brio RS dan Brio Satya. Berikut hasilnya.

Liputan6.com, Jakarta - Honda Prospect Motor (HPM) mengambil rute Sunter, Jakarta Utara menuju Cibodas, Jawa Barat untuk menguji new Brio RS dan Satya yang meluncur di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 lalu.

Mengawali perjalanan dari kantor HPM, Liputan6.com berkesempatan menjajal new Brio RS terlebih dahulu. Dari eksterior, mobil ini punya lampu headlamp dengan LED Light Guide, juga spion yang bisa dilipat secara elektrik dan dilengkapi lampu sen. Untuk memperkuat aura sporty, ada new side under spoiler dan alloy wheel berukuran 15 inci.

Masuk ke kabin, warna hitam mendominasi new Brio RS. Posisi mengemudi tak terlalu istimewa. Busa jok terasa tipis. Ketika ditekan dengan tangan akan terasa rangka besinya.

Jok new Brio RS menganut semi bucket seat. Duduk di kursi pengemudi, joknya dibuat rendah sehingga membuat visibilitas pengemudi kurang maksimal. Tak ada fitur peninggi kursi untuk menyesuaikan kenyamanan. Posisi steer hanya bisa diatur secara tilt dan belum teleskopik.

Dashboard new Brio kini telah mengadopsi Honda Jazz, sehingga mirip dengan BR-V dan Mobilio facelift yang debut beberapa waktu lalu. Pusat hiburan pada new Brio RS terpusat pada layar sentuh berbentang 6,2 inci. Sementara AC bisa diatur secara digital.

Untuk memusatkan pengemudi pada jalan, steer new Brio RS dilengkapi new audio steering switch. Audio lebih apik berkat penambahan tweeter di pilar A di sisi kanan dan kiri.

Perjalanan menuju check point pertama dimulai. Steering terasa ringan sehingga memudahkan pengendalian. Perjalanan menguji Sentul City tak banyak yang bisa dieksplorasi.

Konvoi yang terlalu panjang membuat kecepatan hanya berada di angka 60 km per jam. Dengan kondisi ini, konsumsi BBM new Brio RS CVT mencatat 17,2 km per liter ketika tiba di acara peresmian dealer Honda Imora Sentul.

Setelah menghadiri peresmian Honda Imora Sentul dan melakoni aktivitas foto, perjalanan dilanjutkan kembali. Peserta berkumpul di rest area Ciawi untuk melanjutkan perjalanan menuju Cibodas.



Liputan6.com masih menggunakan new Brio RS CVT. Medan yang menanjak dengan kombinasi tikungan selama perjalanan tentu akan menjawab kemampuan mesin dan transmisi otomatis CVT mobil lima kursi.

Sayang, perjalanan naik terhambat. Lalu lintas menuju Cibodas macet. Saat berhenti di tanjakan dengan posisi transmisi di D mobil tidak ada gejala mundur. Meskipun kaki selalu siaga.

2 dari 2 halaman

Menguji Performa

Selepas Cisarua, arus lalu lintas mencair. Mobil di depan bisa memberikan ruang yang cukup untuk menjajal akselerasi new Brio RS. Liputan6.com sengaja mempertahankan posisi transmisi di D. Ini dilakukan untuk merasakan kemampuan CVT mobil ini.

Saat melibas jalan menanjak, tenaga dirasa kurang maksimum. Mesin sudah meraung tapi tenaga tak menyalur bebas ke roda. Untuk mengatasinya modus transmisi diubah ke S agar mobil lebih agresif.

New Honda Brio usung mesin i-VTEC 1,2 liter yang menjanjikan tenaga 90 PS pada 6.000 rpm dan torsi 110 Nm pada 4.800 rpm. Sebagai catatan, mesin new Brio RS tenaganya naik 2 PS.

Memainkan modus transmisi ke S dan L, performa tak cuma lebih responsif. Deselerasi dengan mengandalkan engine brake cukup membantu. Pengereman turut dibantu fitur ABS+ABD.

Menyinggung fitur keselamatan new Brio, mobil dibangun dengan rangka G-CON + ACE yang didukung side impact beam, pedestrian protection, dan dual front SRS airbag.

Yang jadi nilai plus new Brio RS adalah suspensinya. Ketika menikung dengan kecepatan yang relatif tinggi, bodi stabil. Honda menerapkan MacPherson strut di depan dan H-shape torsion beam di belakang.

Pada new Brio RS, suspensinya dibuat sporty. Di mana ada penyesuaian pada damper serta spring. Ubahan ini membuat suspensi pada new Brio RS dapat mengurangi bodi roll, pitch, dan float.

New Brio Satya

Setelah mencicipi new Brio RS dari Sunter ke Cibodas, Liputan6.com kini bertukar mobil ketika perjalanan pulang ke Jakarta.

Tentu, ada sejumlah perbedaan. Posisi duduk dirasa lebih baik dan mengakomodasi visibilitas. Jika dibandingkan desain jok Brio RS dan Brio Satya berbeda. RS dibuat lebih rendah. Kemudian, bantingan suspensi Brio Satya terasa lebih lembut dibandingkan new Brio RS.

Karena penggunaan diameter velg yang lebih kecil, yakni 15 inci, akselerasi terasa lebih pas. Perjalanan pulang melalui Tol Jagorawi memberi kesempatan untuk menggeber dengan kecepatan 120 km/jam. Dengan gaya berkendara yang agresif, new Brio Satya mencatatkan konsumsi bahan bakar 13,6 km per liter.


Kesimpulan
+ Konsumsi BBM
+ Suspensi
- Posisi duduk pengemudi
- Material kursi, busa tipis