Liputan6.com, Osaka - Kepolisian Osaka, Jepang, mengkonfirmasi kematian seorang bocah tiga tahun pada kecelakaan lalu lintas Februari lalu disebabkan karena airbag.
Menurut kesaksian sang ibu, sebagaimana dilaporkan Japan Today, pada 17 Februari silam ia sedang berpergian bersama anaknya. Saat itu, anaknya duduk di bangku depan, dan menggunakan sabuk pengaman. Mobil melaju sekira 30 km/jam.
Baca Juga
Sekitar pukul 16.50, ponsel sang ibu terjatuh. Ia pun coba mengambil ponsel sambil tetap terus berkendara. Kecelakaan pun akhirnya tak terelakkan. Airbag mengembang. Sang ibu bisa selamat tanpa cedera serius, tapi tidak demikian dengan anaknya.
Hasil otopsi menunjukkan bahwa kematian sang anak adalah karena infark miokard, yaitu terhentinya aliran darah dari arteri koroner, yang menyebabkan oksigen pada tubuh berkurang dan sel jantung mati.
Miokard ini diyakini timbul ketika dada korban tertekan keras oleh airbag yang berkembang saat momen tabrakan.
Atas hasil otopsi ini, polisi siap menggiring sang ibu ke kursi pesakitan karena ia dituduh lalai hingga mengakibatkan kematian. Apalagi faktanya ditemukan bahwa sebetulnya ada kursi anak (car seat) yang ada di belakang mobil. Tapi malah tidak dipakai.
Sang ibu mengatakan bahwa saat itu ia tidak pakai kursi anak dan lebih memilih menaruh buah hatinya di kursi depan adalah karena tujuan perjalanan cukup dekat. Â
Melalui kasus ini, orangtua kembali diingatkan bahwa betapa pentingnya car seat, dan tidak meremehkan faktor apapun meski perjalanan relatif dekat.