Sukses

3 Rahasia Marquez Rajai Sirkuit America

Gaya balapan sliding alias ngepot ala Marquez jadi pendukung melahap tikungan patah-patah.

Liputan6.com, California - Pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez menjadi pembalap pertama yang berhasil juarai balap MotoGP di Sirkuit Austin, Amerika Serikat dalam empat musim berturut-turut.

Pembalap asal Spanyol itu bahkan sempat mencatatkan kecepatan 344,4 km/jam di trek lurus sepanjang 1.207 meter. Angka tersebut melebihi kecepatan maksimum Ducati Desmosedici GP yang dikenal sebagai rajanya trek lurus MotoGP maupun mobil balap Formula 1.

Pada balapan terakhirnya April lalu, Honda RC213V sanggup merajai balapan di Austin meskipun dalam proses adaptasi dengan karakter ban Michelin. Di balik prestasi Marquez tersebut, terdapat penjelasan ilmiah mengapa ia berhasil menjadi jawara di Negeri Paman Sam.

Dilansir Cycleworld, gaya balapan sliding alias ngepot ala Marquez jadi faktor pertama ia mudah melahap tikungan Sirkuit Austin. Pengereman keras jelang tikungan membuat roda belakang terangkat sehingga bisa meminimalisir sudut tikungan.

Pergeseran roda belakang ini membuat proses akselerasi saat keluar tikungan kecil lebih mudah. Tikungan patah-patah dengan trek lurus pendek ini dengan mudahnya dilalui dengan gaya sliding.

Namun demikian, teknik Marquez sulit diterapkan saat melalui tikungan besar yang memutar 180 derajat. Ia sering kehilangan waktu dibanding pembalap lainnya karena harus berbelok secara halus tanpa sliding.

Faktor tunggangan juga ikut berperan dalam memenangkan balap di lokasi dengan nama lengkap Circuit of The America. RC213V memiliki wheelbase pendek serta dukungan bobot motor yang ringan membuatnya bisa sliding lebih lebih cepat tanpa takut terjatuh.

Performa RC213V yang sulit terkejar juga didukung kemampuan pembalap dengan nomor start 93 ini dalam mengerem atau memuntir tuas gas. Alhasil, motor tetap dalam kendali sekalipun digeber habis-habisan.

Faktor terakhir yaitu cara menikung ala Marquez yang berani lebih merebah. Cara berisiko ini sempat dipakai legenda MotoGP, Kenny Roberts pada 20 tahun lalu.

Berbelok semakin miring hingga siku nyaris menempel aspal bisa memaksimalkan kecepatan motor saat di tikungan. Namun, aksi ini memiliki kelemahan utama sangat cepat menggerus ban.