Liputan6.com, Jakarta - Industri otomotif Indonesia saat ini masih mengandalkan bahan bakar minyak (BBM). Padahal Indonesia memiliki potensi besar untuk menggunakan bahan bakar jenis lain, semisal gas.
Pada umumnya, untuk kendaraan biasanya menggunakan gas jenis compressed natural gas (CNG), sedangkan liquefied petroleum gas (LPG) digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Sayangnya, kebanyakan masyarakat belum memahami dan membedakan kedua jenis gas tersebut. Umumnya gas tersebut diklasifikasikan dalam satu bentuk.
"Bicara CNG di Indonesia, kebanyakan orang tahunya BBG (bahan bakar gas). Karena sebutannya bahan bakar gas orang jadi banyak yang ketukar antara bahan bakar gas yang di rumah tangga (LPG) dengan yang dipakai saat ini untuk kendaraan (CNG). Kalau di luar negeri sudah dibedakan," ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha CNG Indonesia Robbi R. Sukardi di arena GIIAS 2016.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, konsekuensinya dari salah pemahaman ini orang jadi banyak takut karena banyak ditemukan tabung yang 3 kilogram banyak yang meledak. "Tentu ini menjadi tantangan bagi kami yang bergerak di bidang ini. Tantangannya memberikan sosialisasi mendidik masyarkat apa itu CNG," ia menambahkan.
Lebih lanjut Robbi menyampaikan, gas alam di Indonesia sangat melimpah bahkan lebih banyak daripada BBM. "Artinya agak lucu kalau kita malah mengekspor bukan memanfaatkannya," ujarnya.
Dia menyebutkan, penggunaan BBG membuat emisi gas buang lebih bersih ketimbang BBM. Itu disebabkan karena CO2 BBG lebih rendah. "Kalau mobil ada tes emisi, gas sudah pasti lolos. Jadi kita sudah gak perlu bicara Euro 2 dan Euro 3 karena ini sudah lebih dari Euro 4," katanya.
Tantangan lain yang mesti dilakukan agar penggunaan gas pada kendaraan bisa berjalan adalah menyediakan infrastruktur dan juga perangkat konverter kit-nya.
"Kalau bisa pabrikan-pabrikan mau memproduksi langsung. Sementara itu belum ada bisa menggunakan alat yang tersedia di pasaran," jelasnya.
Salah satu konverter kit BBG yang tersedia di pasaran adalah Autogas. Konverter kit dan tabungnya berstandar keamanan internasional ISO 11439 atau ECE R110. Disebutkan, hampir seluruh mobil bisa mengaplikasi konverter kit ini.