Liputan6.com, Detroit - Airbag di mobil selama ini dianggap tidak memiliki kedaluwarsa. Namun demikian, semakin tua usia mobil maka kinerja airbag bisa menurun.
Menurut The Detroit Bureau, keprihatinan muncul tentang daya tahan sistem airbag terutama pada zat kimia di inflator. Airbag pada jenis tertentu menggunakan amonium nitrat yang memproduksi gas panas ketika pemicu inflator aktif, mendorong kantong udara keluar.
Namun, amonium nitrat bisa rusak karena usia. Kerusakan paling sering terjadi karena suhu panas, iklim basah, ataupun kondisi kering yang membuat kandungan kimia membusuk.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, bahan kimia ini juga bisa rusak ketika mobil melewati jalan rusak atau secara harafiah mobil terguncang-guncang.
Riset yang dilakukan oleh National Highway Transport Safety Administration (NHTSA) mengungkapkan airbag dengan amonium nitrat hanya diproduksi oleh Takata untuk mobil keluaran 2001-2003. Airbag ini berpotensi tidak bekerja dengan peluang mencapai 50 persen.
"Mobil Anda memakai bahan kimia di inflator yang sebenarnya harus diganti pada tujuh tahun. Pabrikan mobil tidak mengungkapkan itu, tapi saya pikir ini menjadi imbas dari bencana Takata," ucap Scott Upham, Konsultan Valient Market Research yang bekerja sama dengan Takata.
Jenis lain inflator airbag, yaitu memanfaatkan kompresi gas dan bahan peledak. Airbag ini juga ada potensi kerusakan di mana tabung gas bisa kehilangan tekanan serta bahan peledak bisa mengalami kerusakan secara kimia.
Tidak heran, beberapa manufaktur kemudian mulai memeriksa segala permasalahan di airbag untuk memperpanjang usia pakai. Solusi lain untuk masalah ini dengan menetapkan tanggal kadaluarsa untuk mengantisipasi perangkat ini tidak bekerja semestinya saat kecelakaan.