Liputan6.com, Atlanta - Kelompok peneliti dari Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat (AS), telah mengembangkan metode yang dapat mendaur ulang hampir 100 persen serat karbon menjadi beberapa jenis serat komposit. Â
Serat karbon adalah material yang sering digunakan dalam pembuatan mobil. Material ini punya kelebihan yang dimiliki baja dan aluminium, yang juga kerap digunakan pada mobil. Serat karbon kuat seperti baja, tapi sekaligus ringan layaknya aluminium.
Meski demikian, material ini tetap tidak sempurna. Salah satu kekurangannya dibanding yang lain, termasuk plastik yang juga digunakan dalam produksi mobil, adalah ia tidak bisa didaur ulang. Ini membuat serat karbon tak ramah lingkungan.
Melansir rh.gatech.edu, Jumat (26/8/2016), pada metode ini serat karbon direndam dalam pelarut alkohol. Setelah beberapa lama, perlahan-lahan epoxy yang mengikat dan memberi bentuk serat karbon akan larut. Setelah lebur, serat karbon dan epoxy bisa dipisah dan digunakan untuk membuat produk lain.
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskan lebih jauh, tim peneliti sejauh ini baru fokus pada daur ulang serat karbon yang menggunakan epoxy jenis khusus yang disebut vitrimer epoxy.
"Kami membiarkan alkohol, yang punya molekul kecil, untuk berpartisipasi dalam jaringan reaksi yang bergantian, yang secara efektif melarutkan vitrimer itu," ujar Jerry Qi, profesor dari Woodruff School yang juga merupakan kepala tim.
Sementara Kai Yu, anggota tim, mengatakan bahwa daur ulang ini cara kerjanya sederhana dan mudah. "Ini sangat mudah untuk dilakukan, jadi tidak ada batasan untuk ukuran," terang Yu.
Ia juga mengatakan bahwa alat ini berpotensi mendaur ulang ribuan ton limbah serat karbon yang dihasilkan AS dan Eropa tiap tahunnya. Meski memang butuh waktu lagi untuk bisa melakukannya. Sayang tak disebut apa rencana lanjutan mereka.
Penelitian yang dipublikasikan pada Juli lalu di jurnal Advanced Functional Materials ini disponsori oleh National Science Foundation, National Natural Science Foundation of China, Singapore A*Star Public Sector Fund, dan Singapore NRF.