Sukses

Kisah Anak STM yang Buka Bengkel Rumahan

Siswa SMK Tri Mitra Karawang mencoba peruntungan dengan membuka bengkel rumahan.

Liputan6.com, Karawang - Di saat anak seumurannya sedang menikmati masa-masa sekolah dan sibuk mengutak-atik gadget, Alfiandi justru mulai memikirkan masa depannya. Bermodal skill yang dimiliki, siswa SMK Tri Mitra tersebut mencoba peruntungan dengan membuka bengkel rumahan.

Rumah yang sehari-hari ia huni bersama keluarganya dijadikan bengkel sepeda motor. Ruang petak yang seharusnya berfungsi sebagai garasi dijadikan bengkel bernama Alfi Motor yang berlokasi di Perum Mahkota RT08/RW17 Desa Cikampek Barat, Cikampek, Jawa Barat.

Alfi, sapaan karibnya, merupakan siswa kelas tiga SMK Tri Mitra, Kota Baru, Cikampek. Sekolah tempat ia menimba ilmu merupakan sekolah binaan Honda (SMK KTSM) yang berada di bawah naungan PT Daya Adicipta Motora (DAM) selaku dealer utama sepeda motor Honda wilayah Jawa Barat.

Anak bungsu dari dua bersaudara sudah gemar berbisnis sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Ayahnya berprofesi sebagai driver ojek, sementara ibunya penjual risoles.

Alfi berkisah, sejak SMP ia sudah membantu keuangan keluarga dengan menjual risoles buatan sang ibu. Alfi tidak pernah merasa minder dengan teman sebayanya, bahkan termotivasi karena bisa mendapatkan penghasilan sendiri.

Kesukaan terhadap dunia otomotif mengantarnya dirinya ke SMK yang tercatat sebagai salah satu sekolah binaan honda lewat program Kurikulum Teknik Sepeda Motor (KTSM). Di sekolah ia menjadi salah satu siswa berprestasi.

Kemampuan yang dimilikinya membuatnya dipercaya oleh AHASS Jembar Baru, Karawang, untuk mengikuti servis kunjung ke setiap perusahaan dan juga SMP. Kedekatan inilah yang mendorongnya untuk berwirausaha.

"Awalnya saya cuma jual spare part di rumah. Saya dapat spare part itu dari AHASS Jembar Baru dengan sistem konsinyasi. Ke sininya saya ingin mengembangkan usaha saya dengan membuat bengkel di rumah," katanya.



Guna mendukung usahanya, Honda memberikan bantuan berupa peminjaman alat-alat (tool kit) dan special tools serta seragam mekanik melalui sekolahnya.

Dalam menjalankan usahanya, Alfi bekerja sendiri. Ia mengaku tidak melibatkan keluarga karena tidak ingin merepotkan. Dirinya bahkan merekrut teman satu sekolahnya untuk menjalankan usaha bersama-sama.

Tarif

Ia mengakui saat ini jumlah motor yang datang ke bengkelnya masih sedikit. Pasalnya, bengkel yang sudah berjalan selama enam bulan tersebut baru buka seusai ia pulang sekolah. Menyoal tarif, untuk servis ringan ia mematok Rp 30 ribu.

"Sehari saya baru bisa layani dua motor. Masih sedikit karena bengkel baru buka saat saya pulang sekolah. Karena saya tinggal di perumahan pedesaan jadi masih banyak motor yang pakai karburator," kata pemuda kelahiran Bekasi, 20 Agustus 1999 itu.

Penyebet gelar Young Enterpreneur AHM Best Student 2015 tersebut mengatakan, di akhir pekan atau saat libur sekolah ia bersama empat teman satu sekolahnya menjalankan bisnis servis keliling menggunakan sepeda. Sementara ia berkeliling, bengkel di rumah terpaksa tutup.

Berbasis aplikasi 

Untuk mengembangkan bisnisnya, ia ingin membuat aplikasi Gowes SPV yang merupakan kependekan dari Go with Enterpreneur service, part and visit. "Sampai sekarang aplikasi ini masih terus dikembangkan," kata pehobi olahraga tersebut.

Sebagai pengusaha muda, Alfi berharap generasi muda bisa mengikuti jejaknya dalam menjalankan bisnis. Menurutnya model bukan kunci utama dalam menjalankan usaha.

"Modal itu urusan belakang yang penting punya tekad, mimpi dan inovatif. Bagi saya, inti kewirausahaan adalah kreativitas," Alfi menandaskan.

Video Terkini