Sukses

Gara-Gara Brexit, Nasib Pabrikan Jepang Tak Jelas

Pemerintah Jepang yang juga mewakili pabrikan otomotif mengatakan bahwa mereka ingin kejelasan dari pemerintah Inggris soal Brexit.

Liputan6.com, London - Pemerintah Jepang memintakejelasan dari pemerintah Inggris soal Brexit. Hal ini berkaitan dengan investasi yang telah mereka kucurkan di sana sejak bertahun-tahun yang lalu.

Dalam laporan 15 halaman berjudul `Japan's Message to the United Kingdom and the European Union`, pemerintah Jepang mengatakan bahwa penjelasan yang mereka inginkan harus diberikan dalam waktu singkat. Demikian seperti yang dikutip dari autoworldnews.com, Selasa (6/9/2016).

Dalam laporan ini, mereka juga mewakili kepentingan perusahaan otomotif Jepang. "Apa yang bisnis Jepang paling hindari di Eropa adalah situasi di mana mereka tidak dapat dengan jelas melihat negosiasi Brexit, dan hanya mengetahuinya pada menit-menit terakhir," tulis laporan itu di salah satu bagiannya.

Tercatat salah satu merek yang berinvestasi cukup besar di Inggris adalah Nissan. Di Negeri Ratu Elisabeth itu, Nissan punya pabrik dan pusat riset. Sementara Honda dan Mitsubishi juga beroperasi di sana dengan skala yang besar.

Selama ini, pabrikan otomotif itu menganggap Inggris adalah `gerbang` untuk menembus Eropa. Tak heran kalau faktanya pada tahun lalu investasi perusahaan asal Jepang ke Uni Eropa setengahnya (50 persen) mengalir ke Inggris. Dengan `menggenggam` Inggris, mereka berharap bisa menguasai Eropa.

Dalam laporan tersebut, pemerintah Jepang menulis permintaan perusahaan dari sektor otomotif, beserta perusahaan farmasi dan perbankan, secara spesifik. Salah satu yang diminta adalah bahwa mereka ingin tetap tersedia pekerja dengan upah normal.

Selain itu, disebut bahwa perusahaan otomotif juga ingin nantinya mereka tidak dibebankan pajak yang lebih berat.

Pada laporan yang sama, pemerintah Jepang juga mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan mereka mungkin meninggalkan Inggris, jika kondisi tak kunjung membaik.

Video Terkini