Sukses

Lima Kota di Indonesia Tak Ramah Bagi Pengendara, Kenapa?

Aplikasi navigasi Waze merilis indeks kepuasan berkendara, baru-baru ini. Indonesia ada di posisi bawah.

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi navigasi Waze merilis indeks kepuasan berkendara, baru-baru ini. Waze Driver Satisfaction Index ini didapat dari hasil analisa terhadap pengalaman berkendara dari pengguna aktif.

Total, sebagaimana dikutip dari inbox-static.waze.com, Sabtu (17/9/2016), pengguna yang disurvei berasal dari 38 negara. Indeks ini kemudian dikonversi ke dalam angka 1-10, dimana semakin besar angkanya, maka kepuasannya semakin besar.

Dijelaskan lebih jauh, dalam rilisnya Waze menyebut metode pengumpulan data mereka lebih baik dibanding indeks lalu lintas yang lain. Kelebihan tersebut adalah variabel yang digunakan lebih dari satu.

"Banyak indeks lalu lintas hanya melihat faktor kuantitatif tunggal semisal waktu yang dihabiskan di jalanan. Sementara Driver Satisfaction Index mengukur enam atribut kualitatif dan kuantitatif," demikian tulis pernyataan resmi mereka.

Lebih spesifik, indeks ini melihat di lokus negara dan kota besar yang jumlah pengguna aktifnya lebih dari 20 ribu per bulan. Sementara total pengguna Waze sendiri di seluruh dunia tercatat ada 65 juta.

Sebagaimana bisa ditebak, Indonesia dan kota-kota besarnya masuk di peringkat yang relatif di bawah. Dalam indeks per negara, Indonesia ada di posisi 34, dengan poin 3,54. Negara terbesar di Asia Tenggara ini ada di bawah Singapura (32) dan Malaysia (23), namun masih ada di atas Filipina (37).



Kemudian sejumlah kota di Tanah Air dikategorikan sebagai tempat yang paling tidak menyenangkan bagi pengemudi. Disebutkan, Kota Cebu, Filipina berada paling bawah, diikuti Bogor, San Salvador, Denpasar, Bandung, dan Surabaya. Selain itu, Jakarta juga masuk dalam daftar.

Data lengkap Waze Driver Satisfaction Index bisa dilihat di sini.

Video Terkini