Sukses

Hyundai dan Kia Terbukti Bohongi Konsumen

Hyundai dan Kia didenda hingga US$ 41,2 juta karena terbukti memanipulasi konsumsi bahan bakar.

Liputan6.com, Washington - Hyundai dan Kia didenda hingga US$ 41,2 juta atau setara Rp 537 miliar di persidangan di Washington, DC, Amerika Serikat (AS). Mereka terbukti memanipulasi konsumsi bahan bakar.

Pabrikan otomotif asal Korea Selatan itu telah diinvestigasi oleh 33 negara bagian AS. Dari puluhan negara bagian itu, denda terbesar akan diberikan ke pemerintah California, yaitu sebesar US$ 3 juta.

Dalam persidangan, sebagaimana dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (1/1102016), Hyundai dan Kia terbukti pada November 2012 lalu memanipulasi konsumsi bahan bakar terhadap model keluaran 2011 dan 2013.

Data palsu itu menyebut mobil Kia dan Hyundai lebih irit bahan bakar sekira satu sampai dua mil per galon dibanding kondisi sesungguhnya. Perusahaan otomotif yang juga beroperasi di Indonesia itu memanipulasi bahan bakar kepada 900 ribuan unit kendaraan.

Ini bukanlah kali pertama Hyundai dan Kia melakukan pelanggaran. Dua tahun lalu, dua pabrikan ini membayar uang hingga US$ 100 juta karena kasus yang sama.

Bahkan pada 2013 lalu Hyundai dan Kia diwajibkan membayar uang yang lebih besar, yaitu hingga US$ 350 juta oleh Environmental Protection Agency (EPA) dan Departemen Kehakiman AS, lagi-lagi karena kasus yang sama.

Meski begitu, dalam pernyataannya Hyundai mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak melakukan kesalahan atau pelanggaran hukum. Mereka bahkan sesumbar tetap di garis paling depan dalam efisiensi bahan bakar.

"Bahkan dengan penilaian yang disesuaikan, kami membesarkan hati bahwa Hyundai tetap terus memimpin industri otomotif dalam hal efisiensi bahan bakar dan kinerja lingkungan," ujar sang CEO Hyundai Motor, David Zuchowski.