Liputan6.com, Jakarta Lama kelamaan busi bisa kotor dan tidak lagi mengeluarkan performa maksimal. Ujung busi, misalnya, bisa menghitam akibat karbon sisa pembakaran atau basah oleh oli.
Untuk mengantisipasi masalah ini biasanya kita membersihkan ujung busi, setelah terlebih dulu mencopotnya dari motor. Sayangnya, tidak banyak yang tahu bahwa melakukan hal tersebut sebetulnya tidak direkomemdasikan.
Baca Juga
Syamsudin, Asisten Manager Produksi PT. NGK Busi Indonesia, mengatakan bahwa baik amplas atau sikat kawat sifatnya keras. Sehingga dikhawatirkan justru bisa mengikis busi sehingga mengubah kerenggangan grand elektroda, yang pada akhirnya membuat kerja busi tidak maksimal.
"Pakai kawat atau amplas bisa merusak ujung center elektroda (apalagi yang) runcing seperti jarum. Kalau tumpul pengapian tidak sempurna," ujar Syamsudin, kepada Liputan6.com, Senin (7/11/2016).
Meski begitu, pembersihan busi masih bisa ditolerir dengan beberapa syarat. Pertama busi yang dibersihkan adalah busi standar, kedua alat pembersihnya cukup sikat halus saja. "Kalau yang standar boleh, tapi pakai sikat gigi ya, tidak boleh pakai amplas," terangnya.
Sementara jenis busi lain yang kastanya lebih tinggi, dalam hal ini busi jenis platinum dan iridium, sama sekali tidak boleh dibersihkan. Yang bisa dilakukan jika memang busi sudah rusak adalah menggantinya dengan yang baru.
Kedua busi jenis ini relatif lebih mahal. Yang platinum bisa puluhan ribu rupiah, sementara iridium lebih mahal, mencapai ratusan ribu. Keduanya diklaim lebih baik dalam hal pengapian, juga lebih tahan lama.