Liputan6.com, Jakarta Gejala 'ndut-ndutan' pada sepeda motor disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya adalah karena pembakaran yang tidak sempurna, entah karena udaranya kekecilan, atau percikan api yang juga kecil.
Namun di samping itu, ada pula penyebab lain yang lebih sederhana, yaitu rantai yang tidak lagi presisi menggigit gear, atau jarak kerenggangannya berbeda antara satu mata rantai dan mata rantai lainnya.
Baca Juga
Radian Priyanto, pemilik bengkel Dian Motor yang terletak di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, mencontohkan ini melalui kasus yang pernah ditanganinya. Ia berujar, pernah ada konsumen yang jarak kerenggangan rantai motornya tak sama satu bagian dan lainnya.
Usut punya usut, ternyata rantai yang dipakai itu adalah rantai copotan. Dalam kasus ini dua rantai digabung jadi satu, dan panjang rantai baru tidak sesuai. Rantai copotan yang mata rantainya sudah renggang itulah penyebab motor ndut-ndutan, meski mata rantai lainnya masih normal.
"Jadi karena kepepet, dia ganti rantai bukan peruntukannya. Panjangnya jadi tidak pas, sehingga mekanik tempatnya ganti rantai itu mengakalinya pakai rantai lain, bekas, disambung jadi satu. Rantai sambungan itu lima mata rantai," ujarnya kepada Liputan6.com, beberapa hari yang lalu.
Mekanik yang pernah mendapat predikat sebagai karyawan terbaik AHASS HTML pada 2008 itu berujar, menyambung rem seperti itu sama sekali tidak direkomendasikan. Alasanya jelas, selain bikin motor tidak enak, juga berpotensi membahayakan.
"Jadi kalau mau ganti rantai harus sesuai. Harus juga satu set, maksudnya ganti rantai juga gear-nya. Kalau memang kepepet sekali dan harus sambung, cari yang diameter dan lebar per mata rantainya yang sama persis," tutup pria yang akrab disapa Dian ini.
Advertisement