Liputan6.com, California - Pabrikan otomotif asal Jepang, Mazda akan merespons kebijakan politik di kawasan Amerika Utara, terutama kebijakan dari Donald Trump yang terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS).
Meski begitu, Mazda tak mau gegabah. Penyesuaian strategi bisnis dengan kondisi politik tidak akan mereka lakukan dalam waktu dekat.
Baca Juga
Advertisement
"Amerika Utara adalah pasar yang penting dan kami tidak berpikir untuk mengubah strateginya. Kami akan memformulasikan respons ketika kebijakan konkret datang," ujar Presiden Mazda Motor Masamichi Kogai, dikutip dari Asia Nikkei, Jumat (11/11/2016).
Sebelumnya, Mazda telah memutuskan untuk memusatkan perakitan di Meksiko. Dari sanalah mobil-mobil yang dibuat akan dikirim ke regional tersebut, termasuk AS.
Seluruh negara Amerika Utara juga terikat oleh perjanjian perdagangan bebas (NAFTA). Dengan begitu tak perlu keluar ongkos lebih, misalnya pajak, untuk memasukkan komoditas apapun ke sesama negara anggota. Perjajian ini yang dimanfaatkan pabrikan.
Sementara di lain pihak, Trump mengisyaratkan akan membuat kebijakan proteksi perdagangan dengan tujuan untuk mengembalikan manufaktur ke AS. Pasalnya, banyak pelaku usaha yang pabriknya pindah ke Meksiko, dengan alasan ekonomis.
Menurutnya kebijakan seperti NAFTA adalah "kesepakatan pedagangan terburuk". Perjanjian ini, menurutnya, justru membuat posisi AS kurang menguntungkan. Ia bahkan pernah secara eksplisit berencana mengenakan tarif tinggi pada impor dari Meksiko.