Liputan6.com, Jakarta - Berkendara motor saat hujan lebat memang tak disarankan. Selain karena jarak pandang yang terbatas, sejumlah bahaya mengancam.
"Pengendara harus waspada dengan lingkungan di depan, belakang, juga samping. Karena saat berkendara di kondisi hujan lebat banyak hanya yang mengancam," kata Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada Liputan6.com.
Baca Juga
Advertisement
Namun, bila harus berkendara di kondisi hujan lebat, lanjut Jusri, pengendara perlu memahami konsep see and to be seen. "Kita bukan hanya harus melihat tapi juga harus terlihat oleh pengendara lain. Oleh karena itu lampu-lampu kendaraan saat penting," imbuh dia.
Menyoal jarak pandang minimal saat berkendara di hujan lebat, pengendara harus bisa memperhitungkan jarak yang ideal ketika harus bereaksi. "Kalau Anda berbicara soal jarak, ini harus meliputi reaksi manusia dan mekanikal (ketika harus banting setir atau fungsi rem)."
Bila pada berkendara normal, Jusri menyebut ada teori dua detik. Di mana satu detik untuk reaksi manusia dan setengah detik untuk fungsi mekanis pada kendaraan.
"Normalnya memang dua detik. Tapi itu dalam kondisi ideal ketika badai hujan lebat, logikannya jarak detik harus ditambahkan tiga detik," imbuh dia.
Ia menyarankan kendalikan laju kendaraan ketika berkendara saat hujan. Ketika visibilitas makin buruk segera kurangi kecepatan.