Liputan6.com, Jakarta - Ada beragam produk pelumas dan aditif di Indonesia. Dari merek lokal, hingga yang dijual di beberapa negara. Konsumen bisa dengan mudah mencari mana yang paling sesuai untuk kendaraannya.
Tentu untuk memenangkan pasar, pelaku industri tersebut harus bersiasat. Entah dengan menawarkan harga yang murah, atau kualitas yang jempolan.
Ini juga jadi pertanyaan penting bagi Bardahl, perusahaan aditif dan pelumas asal Amerika Serikat (AS) yang baru saja meluncur di Indonesia, hari ini (17/11/2016). Bardahl sebetulnya pernah masuk Indonesia, tapi kemudian gagal.
Baca Juga
Advertisement
Lantas, bagaimana strategi mereka agar kegagalan tidak terulang lagi? Syafrian Effendi, Director Bardahl Manufacturing Corporation, mengatakan bahwa mereka semata mengandalkan teknologi yang diklaim lebih unggul dibanding yang lain.
"Persaingan bisnis oli sangat ketat. Strategi kami datang ke Indonesia dengan keunikan teknologi C60. Kami percaya ada peluang bagi kami untuk bisa tune in di pasar Indonesia," ujar Effendi, di kawasan Senayan, Jakarta.
C60 adalah molekul yang ada pada produk Bardahl. Molekul ini berukuran 1/100 mikron dan dikategorikan sebagai nanoteknologi yang bisa meresap permukaan logam. Sehingga, oli bisa menahan suhu mesin yang sangat tinggi.
"Sejak 2015 kami coba berkreasi dengan memasarkan produk kami dengan fokus ke keunggulan yang kami miliki, yang juga sudah diakui di berbagai negara. Teknologi ini sangat melindungi mesin," klaim Effendi.
Mengingat molekul ini belum banyak diketahui publik, Effendi menjelaskan bahwa ke depannya mereka akan melakukan banyak edukasi pada masyarakat. "Kami berharap bisa mendapat tempat, walaupun butuh perjuangan yang panjang," tutupnya.