Liputan6.com, London - Pabrikan otomotif yang berada di Inggris untuk pertama kalinya memproduksi mobil lebih sedikit bulan lalu dalam satu tahun ke belakang. Permintaan domestik mereka turun disinyalir karena sentimen Brexit.
Menurut data yang dilansir Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT), total mobil yang dibuat pada Oktober lalu adalah 151.795 unit, atau turun satu persen. Demikian seperti yang dikutip dari Reuters, Senin (27/11/2016).
Advertisement
Baca Juga
Chief Executive SMMT Mike Hawes mengatakan, kondisi ini bisa diperbaiki selama pemerintah bisa menjamin kepada para pabrikan dan pelaku industri lain bahwa dengan Brexit, ekspor mobil tidak akan lebih mahal.
"Sangat penting bahwa mobil yang dibuat di Inggris tetap menarik pembeli internasional dan ekspor tidak dikenakan tarif tambahan, biaya, dan hambatan lain untuk perdagangan yang sukses," ujar Hawes.
Sebagaimana diketahui, salah satu keresahan pelaku industri adalah bahwa mereka tidak bisa lagi menikmati layanan bebas pajak untuk ekspor ke negara Eropa, sebagaimana yang mereka rasakan kala Inggris masih jadi bagian Uni Eropa.
Selain Brexit, SMMT juga mensinyalir banyaknya produk baru atau facelift turut berkontribusi terhadap menurunnya produksi. Jika satu model mengalami penyegaran, maka memang pada umumnya pabrikan akan memperlambat dulu proses produksi, demi memberikan waktu bagi produk yang lebih tua keluar pabrik.
Kondisi lebih buruk bahkan bisa dilihat dari data yang dimiliki oleh lembaga registrasi kendaraan. Dari sana, diketahui bahwa penjualan mobil di Negeri Ratu Elisabeth itu sudah melambat sejak 23 Juni lalu.