Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pemilik sepeda motor yang tidak puas dengan performa tunggangannya akan melakukan modifikasi. Salah satunya dengan cara mengganti knalpot standar dengan knalpot racing.
Namun apakah benar, performa bisa naik hanya dengan mengganti knalpot, tanpa melakukan perubahan apapun di bagian mesin? Iksan, pemilik Iksan Motor, bengkel yang terletak di Jalan Raya Lenteng Agung Nomor 42, Jakarta, meragukannya.
Baca Juga
Menurutnya jika mesin masih standar, efeknya pada performa tidak terasa. "Mesin standar, knalpot racing, dengan semua standar. Kita ukur berapa puluh kilo, siapa duluan yang sampai? Sama," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (28/11/2016).
Malahan, ujarnya, modifikasi ini justru membebani mesin motor. "Bisa lebih boros dan mesin cepat panas. Hanya memang tidak spontan. Lalu, perlahan tapi pasti, aturannya standar servis besar dua tahun, jadi hanya setahun," terangnya.
Dengan begitu, kalau memang mau ganti knalpot racing, baiknya mesin juga dimodifikasi. Misalnya porting polish, mengubah celah klep, dan perbesar spuyer.
"Tapi kalau saya pilih seher, kampas, klep, yang standar saja. Saya pilihnya main per kopling sama pengapian. Itu sudah cukup, baik untuk harian atau touring," tambah pria yang sudah menggeluti dunia perbengkelan sejak pertengahan 1980an ini.
Menurut Iksan, angka per kopling dinaikkan sedikit. Misalnya dari yang standar 0,26 jadi 0,28. Juga, pengapian ditingkatkan kompresinya. "Jadi apinya dibuat biru semua, tidak lagi berwarna merah. Itu kompresinya padat," tutup Iksan.
Advertisement