Liputan6.com, Delhi - Seorang pemilik Harley-Davidson Street 750 asal India, Udham Singh Hooda, menggungat pabrikan. Menurutnya, rem belakang Harley paling murah di India itu tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Sebelumnya, Hooda mengalami kecelakaan saat touring bersama rekan satu klubnya. Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada bus dari arah yang berlawanan. Ia reflek menekan rem belakang, namun motor tak mau melamban. Beruntung Hooda bisa selamat setelah melemparkan diri. Motornya sendiri akhirnya menabrak bus.
Setelah insiden itu, Hooda melaporkan kejadian rem belakang tidak berfungsi kepada dealer. Sebelumnya ia pernah mendengar informasi soal kasus yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Namun bukannya respons positif, yang ia dapatkan justru sebaliknya. Dealer bersikeras bahwa rem motornya tidak bermasalah. Sementara Hooda membeberkan bukti bahwa komponen remnya memang rusak, dengan pembuktian dari hasil uji coba media Jerman.
Beberapa bulan lalu, Hooda dihubungi pihak dealer. Awalnya ia berpikir bahwa akan ada penyelesaian. Tapi ternyata, lagi-lagi, pihak dealer mengatakan komponen rem tidak rusak. Hooda pun akhirnya meninggalkan motornya di dealer, sebagai bentuk protes.
Ia kemudian menyebarkan berita ini via internet. Tak disangka, ternyata banyak juga yang mengalami kasus serupa. Ada 200an orang yang kemudian bergabung dengannya, untuk melakukan protes. Lainnya bersolidaritas, meski bukan korban langsung.
Aksi protes cukup banyak dan variatif. Ada yang seperti demonstrasi pada umumnya (dengan berbekal poster dll), mendatangi acara gathering pemilik Harley, ada pula yang menyebarkan terus informasi ini di internet. Tuntutan mereka jelas: penarikan terhadap model bermasalah, serta penggantian komponen yang rusak.
Namun manajemen Harley tetap bergeming. Mereka tetap pada pendirian awal. Ditambah, mereka juga malah mengatakan bahwa pengendaralah yang tidak tahu bagaimana cara menggunakan rem pada motor besar semacam Street 750.
Usulan lain, Harley akan menggelar program pelatihan bernama PTF – Passport To Freedom. Di program ini, pengendara kawakan akan mengajarkan bagaimana teknik berkendara dengan motor gede (moge) yang baik dan benar.
Tapi Hooda tidak setuju. Begitu pula kawan-kawannya yang lain. Jika jalur non-litigasi gagal, maka mereka akan melanjutkan gugatan melalui jalur litigasi alias hukum.