Liputan6.com, London - Skandal Dieselgate yang menjerat Volkswagen (VW) berpengaruh terhadap kompetitor. Ini paling jelas dirasakan Toyota, yang merupakan pabrikan terbesar di dunia, mengalahkan VW yang ada di posisi kedua.
Selama bertahun-tahun, Toyota fokus pada pengembangan mobil hybrid, terutama di Benua Biru Eropa. Strategi ini secara tidak langsung menghindari kompetisi face-to-face dengan VW yang memang andal di segmen itu.
Kini strategi itu mulai menampakkan buah yang manis. Dikutip dari Bloomberg, Minggu (1/1/2017), sejak tahun pertama penuh pasca skandal VW terungkap, Toyota berhasil menjual mobil hybrid lebih tinggi hingga 40 persen dibanding 2015.
Advertisement
Baca Juga
Hasil ini tentu membuat pabrikan Jepang ini optimistis. Karl Schlicht, Executive Vice President Toyota European division, bahkan telah menetapkan target bahwa pada akhir dekade, setengah dari penjualan Toyota di Eropa adalah mobil hybrid.
Apa yang didapat mereka saat ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di awal 2000an lalu. Saat itu, mobil hybrid Toyota jauh kalah pamor dibanding mobil Diesel VW. Setengah dari mobil yang terjual bermesin Diesel.
"Kami harus melakukan strategi yang didorong oleh hal yang benar untuk konsumen, dan itu membuat kami fokus," ujarnya.
Meski menang, secara keseluruhan Toyota masihlah pemain kecil di Eropa. Pangsa pasar mereka baru 4,3 persen dalam 11 bulan pertama 2016. Jauh di bawah VW yang menguasai 24,1 persen. Namun perimbangan ini sangat mungkin berubah.
Eric Felber, juru bicara Volkswagen Group, menolak untuk berkomentar terkait dengan naik pesatnya penjualan mobil hibrida dari kompetitornya tersebut.