Sukses

Integrasi Mitsubishi dan Nissan Gagal jika...

Kolaborasi Nissan-Mitsubishi gagal tercapai jika konsumen merasa bahwa mobil yang dibuat dua merek ini sama.

Liputan6.com, Detroit - Aliansi Nissan-Renault telah mengakuisisi sebagian besar saham Mitsubishi Motors. Dengan kesepakatan yang tercapai beberapa bulan lalu ini, status Mitsubishi sekarang adalah anak perusahaan Nissan-Renault.

Salah satu bentuk kerja sama keduanya adalah berbagi teknologi. Nissan dapat mengakses teknologi yang telah dikembangkan Mitsubishi. Keduanya juga dapat mengembangkan kendaraan dari platform yang sama dan hal ini pun telah mereka kerjakan.

Meski begitu, Philippe Klein, Global Chief Planning Officer Nissan, menekankan bahwa meski berbagi seperti itu, keduanya tetap berbeda. Justru menurut dia, kolaborasi ini gagal tercapai jika konsumen merasa bahwa mobil yang dibuat dua merek ini sama.

"Jika konsumen mulai merasakan bahwa ini adalah mobil yang sama (dari merek yang berbeda), itu adalah kegagalan bagi kami," ujar Klein, dikutip dari caradvice.com.au.

Menurut Klein, pada dasarnya Mitsubishi tetap bertanggung jawab merancang mobil mereka sendiri dan tetap jadi perusahaan yang perbeda, jadi modelnya persis seperti yang mereka terapkan di aliansi Renault-Nissan dalam 17 tahun terakhir.

Nissan dan Mitsubishi juga punya sejarah yang juga berbeda. Menurut Klein, hal ini membuat keputusan tak bisa dilakukan secara top-down. Apa yang mereka lakukan saat ini dengan memberikan Mitsubishi kebebasan sudah dianggap tepat.

Sebagai informasi, Oktober lalu, pejabat Nissan mengatakan bahwa mereka akan mengembangkan pikap bersama di masa depan. Keduanya sedang mempersiapkan platformnya. Ke depan, Nissan Navara dan Mitsubishi Triton akan saling berbagi platform.

Sementara Desember lalu, mereka mengaku juga sedang mengembangkan platform bersama untuk mobil listrik. Diharapkan dengan ini harga jual mobil bisa lebih rendah.