Liputan6.com, Jakarta Penjualan otomotif nasional di 2017 diprediksi lembaga konsultasi dan riset Frost & Sullivan tumbuh lima persen dari 2016. Artinya tahun ini penjualan mobil diperkirakan mencapai 1,1 juta unit. Pertumbuhan ekonomi dan daya beli menjadi salah satu stimulus penjualan otomotif.
Namun tahun ini, Indonesia akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang berlangsung 3-10 Maret 2017. Lantas apakah Pilkada serentak bisa mempengaruhi target penjualan?
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi hal itu, Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meyakini, bahwa hal tersebut tidak akan berpengaruh. “Sebenarnya enggak ada dampaknya, kalau (Pilkada serentak) berjalan normal. Selain itu, kalau ekonominya tumbuh akan tetap ada (kenaikan penjualan),” ucap Kukuh saat ditemui sejumlah media di Cyber Tower, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu, (25/1/2017).
Kukuh juga menyatakan, dengan adanya program pemerintah dalam membangun infrastruktur khususnya jalan, maka juga berdampak positif penjualan kendaraan bermotor. Menurut Kukuh, peningkatan penjualan mobil di daerah di luar pulau Jawa telah terlihat di 2016. “Itu yang menarik. Sehingga di Nusa Tenggara naik, Sulawesi naik, Papua naik. Itu bagus,” ungkap Kukuh.
Seperti berita sebelumnya, angka penjualan otomotif tahun ini ditopang oleh beberapa hal. Seperti Mitsubishi yang akan melahirkan produk terbarunya dari model XM Concept. Belum lagi Wuiling, yang menjadi pendatang baru dan akan menghadirkan mobil keluarga.
Hal ini pula nantinya dapat meningkatkan tren positif terhadap volume industri. Demikian pula dengan adanya berbagai pameran mobil di beberapa wilayah Indonesia yang dapat merangsang demand.
Namun ada juga kekhawatiran dalam penjualan otomotif nasional yaitu harga minyak yang mulai kembali meningkat, sehingga mempengaruhi harga BBM dan penyesuaian tarif listrik.