Liputan6.com, Jakarta - Meski dirasa dapat meningkatkan performa kendaraan, knalpot racing juga dikeluhkan sebagian orang membuat konsumsi bahan bakar lebih boros. Isi bensin akan semakin sering meski jarak tempuhnya relatif sama.
Supri, pemilik AG Motor, bengkel spesialis knalpot mobil yang terletak di Tebet, Jakarta Selatan, mengatakan, jenis knalpot yang terpasang tidak ada urusannya dengan boros atau tidaknya kendaraan.
Advertisement
Baca Juga
Knalpot, ujarnya, adalah saluran pembuangan yang hanya menerima apa yang dibuang mesin. Tidak ada lain selain itu. Dengan begitu, penggunaan knalpot racing tidak lantas membuat konsumsi bahan bakar boros, sebagaimana yang dikeluhkan banyak orang.
Justru, ujar Supri, yang membuat boros adalah gaya berkendara orang. Kecenderungannya, mereka yang mengganti knalpot standar dengan racing akan lebih banyak melakukan gaya berkendara yang tidak perlu, misalnya ugal-ugalan.
"Jadi memang yang sering pakai knalpot racing itu lebih suka ugal-ugalan. Kalau baru pasang, dia mau jajal knalpotnya, suaranya. Ya kalau gayanya begitu ya memang buat bensin boros," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (1/2/2017).
Menurut Supri, agar bensin lebih awet, bukan berarti harus terus berada di rpm rendah, melainkan secara konstan menjaga rpm di posisi tertentu. Dan sayangnya, itu sulit dilakukan dalam kondisi macet seperti di Jakarta.
Adapun salah satu perbedaan yang paling mencolok antara knalpot racing dan standar adalah struktur dalamnya. Pada knalpot racing, sistem pembuangannya membuat lalu lintas gas buang lebih lancar.