Sukses

Siapa Mau Dibonceng Ojek Cantik Ini?

Di Kamboja, ada layanan ojek plus pemandu wisata perempuan.

Liputan6.com, Phnom Penh - Mengendarai sepeda motor memang bukan hanya milik laki-laki saja. Perempuan juga telah banyak yang melakukannya. Namun jadi hal yang berbeda jika yang dimaksud adalah layanan transportasi motor alias ojek. Di banyak tempat, profesi ini sebagian besarnya masih dilakukan laki-laki.

Namun di Phnom Pehn, Kamboja, ada perusahaan baru berbasis kendaraan roda dua dimana tour guidenya perempuan semua. Perusahaan tersebut dinamakan Moto Girl Tour, dan didirikan oleh seorang perempuan berusia 26 tahun, Renou Chea.

Melansir motorcyclenews.com, Jumat (10/2/2016), Renou memperoleh ide untuk membuka bisnis ini saat berada di Thailand. Di sana, ia melihat banyak perempuan jadi tukang ojek sekaligus pemandu wisata. Ia pun mereplikasi itu di negerinya.

Sejauh ini Moto Girl Tour melayani beragam paket, di antaranya adalah The Day City tour. Jika paket ini yang diambil, maka penumpang akan diantar ke tempat-tempat wisata populer seperti Royal Palace, National Museum, dan Independence Monument.

Soal biaya juga tergantung paket yang diambil. Jika The Day City yang diambil, konsumen harus membayar sekira Rp 500an ribu. Ini sudah termasuk helm, bahan bakar, dan jas hujan jika diperlukan. Cukup murah.

Namun bisnis Renou ini bukan tanpa cela. Ada beberapa halangan yang timbul dalam perjalanannya. Pertama, sebagaimana di negara lain, sebagian besar ojek adalah laki-laki, pandangan masyarakat jadi miring melihat orang-orang travel agent ini.

Implikasi lanjutannya, beberapa kali konsumen menganggap ojek perempuan tidak bisa membawa motor dengan benar. Namun tetap, aturan perusahaan menyebut konsumen tidak boleh membawa motor sendiri, dan hanya bisa jadi penumpang.

Yang lebih memusingkan, banyak orang menganggap pekerjaan ini adalah pekerjaan kotor. Ojek perempuan diasosiasikan dengan pelacur. Sebagai informasi, di Kamboja ada anggapan bahwa perempuan yang dekat dengan wisatawan asing pasti pekerja seks, sementara konsumen Moto Girl Tour justru sebagian besar bule.