Sukses

Mitsubishi Fuso Rasakan Lemahnya Denyut Ekonomi Nasional

Pertumbuhan ekonomi yang belum baik di Indonesia, serta kondisi ekonomi global yang belum stabil, memperlambat penjualan mobil komersial.

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan berbagai sektor ekonomi yang belum baik di Indonesia, serta kondisi ekonomi global yang belum stabil, berdampak pada lemahnya penjualan kendaraan komersial. Hal inilah yang dirasakan oleh Mitsubishi Fuso.

Penjualan kendaraan komersial secara keseluruhan tahun lalu mencapai angka 72.208 unit. Angka ini turun sekira 12,4 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 82.456 unit.

Dari jumlah tersebut, 33.061 unit di antaranya merupakan mobil Mitsubishi Fuso. Dibanding tahun sebelumnya, angka ini turun 14,3 persen. Fuso menguasai 55,2 persen pangsa pasar di segmen LTD (dengan model Colt Diesel), serta 20,9 persen di segmen MTD (Fuso).

Duljatmono, Director of MFTBC Marketing PT Kramayudha Tiga Berlian (KTB) Motors, mengatakan bahwa kondisi bisnis mobil komersial berbanding terbalik dengan mobil penumpang. Tahun lalu mobil penumpang justru naik hingga 14,5 persen.

"Hasinya tidak seperti yang diharapkan saat awal 2016. Tahun lalu menjadi tahun yang cukup berat, di luar prediksi," ujarnya, dalam acara annual media gathering di kantor pusat KTB di Jakarta, Jumat (10/2/2017).

Kendaraan komersial mengalami penurunan disebabkan karena segmen ini berkaitan langsung dengan bisnis. Saat bisnis lamban, misalnya pertambangan dan perkebunan, maka ini akan berdampak langsung pada penjualan kendaraan komersial.

"Infrastruktur, komoditas, yang jadi bagian utama pendorong tidak seperti yang diharapkan. Sawit dan batu bara terus turun harganya. Lamban juga improve-nya. Begitu juga infrastruktur tidak seperti yang kami harapkan," tambah Duljatmono.

Namun, di tengah segala penurunan ini, Fuso tetap bisa bangga. Pasalnya, Colt Diesel sebagai pemimpin pasar di segmen LDT berhasil mencatatkan total penjualan sebanyak satu juta unit. "Bagi kami ini anugerah, dan belum bisa diikuti oleh merek-merek lain," tutup Duljatmono.