Liputan6.com, Jakarta - Berkendara sepeda motor di saat musim hujan perlu ekstra hati-hati. Menjaga jarak sangat diperlukan, karena ini merupakan teknik berkendara soft skill atau keahlian dalam menjaga sikap aman di jalanan. Dengan begitu, sang rider tak perlu melakukan pengereman darurat.
Bahkan menurut Boy Falatehansyah, Owner sekaligus Intruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), soft skill merupakan hal paling penting dalam berkendara karena mengurangi resiko kecelakaan.
Baca Juga
Boy juga menyatakan, untuk pengereman khususnya kondisi darurat, pengendara harus memiliki teknik yang cukup baik.
Advertisement
“Pengereman darurat intinya, dilarang mengerem sampai roda-roda terkunci. Kasarnya dalam pengereman tidak boleh ada bunyi ban selip seperti ‘ciiitcittcit..’,” ungkap Boy saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu, (15/2/2017).
Apabila roda terkunci, kata Boy, kendaraan akan berhenti sangat jauh. Selain itu, kendaraan akan hilang kendali. Kemungkinan terbesar, jika itu terjadi pada pengendara motor maka akan membuatnya terjatuh.
Jika menggunakan rem cakram dan tromol, teknik pengereman yang ideal dan mudah yaitu dengan cara rem-lepas-rem-lepas-rem. Sampai kendaraan bisa berhenti. Tentu saja hal itu harus dilakukan dengan sangat cepat.
“Dan ingat untuk roda dua pengereman harus dalam keadaan motor berdiri tegak, tidak miring,” ungkapnya.
Peraturan dalam penggunaan rem depan dan belakang yaitu, rem belakang saja, bisa digunakan pada kecepatan kurang dari 30km/jam, rem depan saja digunakan untuk kecepatan di atas 80km/jam
Kombinasi rem depan dan belakang bisa digunakan bersamaan pada kecepatan 30-80km/jam.