Sukses

Gara-gara LCGC, Hyundai Terkena Imbas

Kehadiran LCGC tidak hanya Hyundai saja yang terkena efeknya, melainkan produsen lain yang bermain di kelas city car.

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) sejak 2013 ternyata cukup menjanjikan. Jenis mobil ini mampu menarik konsumen kelas menengah ke bawah, yang ingin berganti dari sepeda motor ke mobil.

Lihat saja, meski kurang dari lima tahun segmen LCGC terus tumbuh. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) jika 2015 LCGC penjualan secara wholesales (pabrik ke dealer) mencapai 165.434 unit, maka di 2016 tembus 235.180 unit.

Namun demikian, kehadiran segmen LCGC yang saat ini dihuni Toyota (Agya dan Calya), Daihatsu (Alya dan Sigra), Honda (Brio Satya), Datsun (Go+ Panca dan GO), serta Suzuki (Karimun Wagon R), rupanya menjadi pukulan bagi mereka yang tak bermain di kelas mobil murah, seperti halnya Hyundai.

Hyundai melalui distributor resminya PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) tidak memiliki LCGC. Segmen paling rendah di HMI hanya city car yang berada di A-Segmen.

Menurut Deputy Marketing Director PT HMI, Hendrik Wiradjaja, kehadiran LCGC tidak hanya Hyundai saja yang terkena imbasnya, melainkan produsen lain yang juga bermain di kelas city car.

“Saya rasa semua merek. Grand i10, turun drastis sih enggak, tapi sulit sekali untuk angkat volume penjualannya,” keluh Hendrik saat ditemui Jalan Teuku Nyak Arif No 14 Simprug, Jakarta, Jumat (3/3/2017).‎

Saat ditanya apakah Hyundai Indonesia akan ikut terjun dalam kelas LCGC, Hendrik menuturkan, bahwa perusahaan yang berbasis di negeri Gingseng ini terus mempelajarinya.

“Kemungkinan-kemungkinannya kalau memang nanti saatnya siap, pasti kami akan turun ke situ,” ujarnya.

Sekadar informasi, jika melihat data Gaikindo, penjualan wholesale Hyundai khususnya i10 pada 2015 mencapai 417 unit, dan di 2016 hanya 134 unit.