Sukses

LCGC ala Malaysia Semakin Berjaya

LCGC tidak hanya milik Indonesia. Di Malaysia, konsep yang mirip dengan LCGC disebut dengan Energy-Efficient Vehicle (EEV).

Liputan6.com, Selangor - Low Cost Green Car (LCGC) tidak hanya milik Indonesia. Di Malaysia, konsep yang mirip dengan LCGC disebut dengan Energy-Efficient Vehicle (EEV). EEV tertuang dalam dokumen bernama National Automotive Policy (NAP).

Malaysia Automotive Institute (MAI) mendefinisikan EEV sebagai "kendaraan yang memenuhi spesifikasi dalam hal tingkat emisi karbon (gram/km) dan konsumsi bahan bakar (liter/100 km) - EEV termasuk kendaraan hemat bahan bakar, hybrid, listrik, dan yang menggunakan bahan bakar alternatif seperti CNG, LPG."

Sejauh ini, ada 59 model yang tersertifikasi sebagai EEV, di antaranya adalah Perodua Bezza, Honda City, Proton Ertiga, Volvo S60, dan Toyota Vios.

Tahun lalu, dari total penjualan mobil di Malaysia, penjualan EEV mencapai 42,8 persen dari total penjualan mobil. Angka ini ditargetkan terus bertambah.

Dalam NAP yang ditetapkan pada 2014, pemerintah Malaysia menargetkan pada tahun 2025 nanti, semua mobil yang terjual di Malaysia haruslah EEV. Cukup ambisius, meskipun mereka mengaku apa yang diperoleh tahun lalu sudah cukup baik.

"Saya percaya pada 2025 semua model yang dijual di Malaysia akan EEV," ujar CEO Malaysia Automotive Institute (MAI), Datuk Madani Sahari, dikutip dari paultan.org. "Capaian tahun lalu adalah hasil yang baik," tambahnya.

Ia menggarisbawahi, apa yang bakal terjadi pada 2025 adalah mobil-mobil yang dijual, tidak mewakili semua mobil yang ada di jalanan. Pemerintah akan memberikan intensif terhadap pabrikan yang memproduksi EEV secara lokal.

Sahari menambahkan, target tersebut ditetapkan karena pemerintah Malaysia melihat di masa depan mobil-mobil yang dijual haruslah ramah lingkungan. Ia mencontohkan negara-negara maju seperti Jerman menerapkan hal yang sama, dan sukses.