Liputan6.com, Jakarta - Dalam banyak hal, harga selalu dipertentangkan dengan kualitas dan kelengkapan suatu produk. Begitu juga di industri otomotif. Mobil murah identik dengan fitur keselamatan yang minim. Pun sebaliknya.
Persoalan ini dialami semua pabrikan. Masing-masing dari mereka akan memilih satu jalan, atau mencari penengahnya.
Advertisement
Baca Juga
Bagi Toyota Astra Motor (TAM), distributor Toyota di Indonesia, soal fitur keselamatan tidak bisa semata dilihat dari aspek harga saja. Sebab menurut mereka, "aset" yang paling berharga justru bukan mobil, melainkan konsumen itu sendiri. Dengan cara pandang itu, keselamatan mereka justru harus diprioritaskan.
"Kalau kami lihat aset yang paling bermanfaat itu sebenarnya bukan kendaraannya, yang paling penting itu orang yang ada di dalamnya. Jadi kalau bisa bukan hanya kendaraan premium, tapi semua kendaraan bisa punya fitur keselamatan yang bagus," ujar Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager Vehicle Sales Operation Sub Directorate PT TAM, di Jakarta, Kamis (29/3) kemarin.
Menurut Soerjo, persoalan antara harga dan fitur sebetulnya dapat diselesaikan dengan mengikutsertakan konsumen. Dalam arti, penentuan satu fitur tertentu dipasang pada mobil baru atau tidak harus pula didasarkan atas apa yang dibutuhkan konsumen.
"Kami tanya ke konsumen lewat survei, mana item yang paling dibutuhkan. Misalnya, ditanya, mobil kamu fitur keselamatan minimal mestinya apa saja? Dari sana tahu kalau minium ya ada airbag, seatbelt," tambah Soerjo.
Dari survei ini pula, Soerjo menyimpulkan bahwa mobil dengan fitur keselamatan minimal, yang layak, tak mesti harus mahal. "Minimum bisa tidak diterapkan di mobil (dengan harga) di bawah Rp 200 juta? Bisa," tutup Soerjo.