Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu tepatnya Kamis, 30 Maret 2017, Liputan6.com bersama tiga media nasional serta sejumlah media Thailand dan Malaysia mengikuti sesi test drive Porsche Panamera di Taiwan. Dalam acara bertajuk "Panamera: Two Trails" tersebut kami menempuh jarak hingga 200 kilometer (km) yang eksotik.
Kami sempat menjajal dua tipe Porsche Panamera, yakni model standar dan 4S. Keduanya merupakan spek Taiwan dan menggunakan setir kiri. Agar perjalanan lancar kami dipandu oleh instruktur Porsche, yakni Kenneth dan Benjamin.
Sebelum memulai perjalanan kedua instruktur memberikan penjelasan mengenai posisi berkendara. Untuk diketahui, jok Panamera menganut sistem elektrik sehingga untuk maju-mundur, reclining, ataupun mengatur ketinggian bisa didapat dengan mudah.
Selain jok, mengatur posisi setir juga mudah karena fitur tilt and telescopic steering Panamera 4S juga sudah elektrik. Sementara model standar masih manual namun itu tidak jadi masalah mengoperasikannya juga mudah.
Ketika perjalanan dimulai, instruktur selalu mengingatkan untuk selalu berada di belakangnya dan peserta tidak boleh menyalip peserta lain. Harus sesuai dengan urutannya.
Awalnya kami mengira perjalanan ini akan membosankan karena jalan beriringan dengan kecepatan tertentu. Saat instruktur mulai merasa rombongan bisa mengikuti ritmenya, kecepatanpun ditambah.
Sebagai informasi, perjalanan dimulai dari Hotel Fleur de Chine yang terletak di kawasan Sun Moon Lake, Yuchi Township, Nantou County. Kondisi permukaan jalannya sangat baik. Aspalnya mulus. Namun karena berada di wilayah perbukitan, jalannya pun diwarnai dengan tikungan tajam dan naik turun.
Kami pun harus ekstra hati-hati karena jalannya relatif sempit dan kendaraan dari arah berlawanan.
Karena terbiasa dengan setir kanan, maka posisi mobil yang kami kendarai selalu agak ke kanan. Instruktur pun sesekali mengingatkan untuk lebih ke kiri agar lebih aman.
Lampu indikator Lane Keeping Assist juga sering menyala lantaran kami tidak berada pada jalur yang tepat. Fitur ini dapat terlihat pada panel instrumen. Jika mobil berada di jalur yang benar maka akan muncul warna hijau, tapi kalau keluar atau berada di tengah garis jalan maka warnanya akan berubah kuning.
Setelah sudah beradaptasi dengan jalanan dan mulai memahami karakter mobil, kamipun makin pede (percaya diri-red) mengendarai luxury saloon asal Jerman ini.
Meski dipacu dengan kecepatan cukup tinggi dengan kontur jalan naik turun dan berkelok khas jalur perbukitan, Panamera menjanjikan kenyaman berkendara dan pengendalian yang mudah. Panamera generasi terbaru ini mengalami ubahan cukup signifikan baik dari struktur bodi, mesin maupun transmisi.
Advertisement
Sensasi Suspensi Porsche
Suspensi Panamera bekerja dengan sangat baik. Manuver di tikungan tajam dengan kecepatan relatif tinggi mobil tetap stabil dan gak ngebuang. Ketika melibas jalan bergelombang pun redamannya terasa empuk.
Rasa nyaman ini tidak terlepas dari peran teknologi Porsche Active Suspension Management (PASM) dan Porsche Dynamic Chassis Control Sport (PDCC Sport) yang diadopsinya.
Ketika memasuki jalan bebas hambatan, kami baru bisa merasakan kemampuan mesin baru Panamera meskipun selama berada di jalanan berkelok kami bisa merasakan semburan tenaga yang besar saat keluar masuk tikungan.
Sekadar informasi, Porsche Panamera (standar) dibekali mesin V6 3.0 L dengan turbo tunggal berkekuatan 330 Tk dengan torsi 450 Nm. Sementara Porsche Panamera 4S mengandalkan mesin V6 2.9 liter biturbo bertenaga 440 Tk dan torsi maksimal 550 Nm. Tenaga mesin tersebut 20 Tk lebih besar dan memiliki torsi 30 Nm lebih besar dari pendahulunya.
Tak bisa dipungkiri, mesin anyar ini responsif dan mampu berakselerasi dengan cepat. Sayang fitur speed limiter pada mobil yang kami tumpangi aktif sehingga kami hanya dibatasi hingga 160 km/jam. Fitur ini sengaja diaktifkan agar kami tidak "berlari" lebih cepat lagi karena terdapat speed limit di beberapa titik di highway express.
Kami pun harus mematuhi aturan lalu lintas agar tidak kena tilang dan menjaga keselamatan rombongan dan pengguna jalan lainnya.
Puas menjadi sopir, Liputan6.com beralih ke kursi penumpang belakang. Di sini kami merasakan ruang kaki yang lapang dan headroom yang luas. Jok juga nyaman karena menganut model semi-bucket seperti bagian depan. Jok dibalut material kulit berkualitas yang halus dan lembut.
Pada bagian tengah jok terdapat armrest yang juga berfungsi sebagai cup holder. Jadi penumpang belakang makin nyaman karena ventilasi AC ada dibeberapa sisi, seperti bagian tengah dan samping. Pengaturannya pun bisa diatur sendiri sesuai kebutuhan.
Sayang jok penumpang belakang tidak bisa diatur posisinya seperti jok depan yang memungkin posisi duduk lebih landai. Meski begitu, posisinya tetap memberikan kenyamanan berkat ruang yang lapang.
Untuk diketahui, Porsche Panamera terbaru ini sendiri telah hadir di Indonesia. Luxury Saloon ini tersedia di Porsche Center Jakarta dan Porsche Center Surabaya.