Liputan6.com, Bandung - Setelah tiga tahun beredar, Daihatsu Ayla kini telah mendapatkan ubahan di sejumlah sektor, baik eksterior, interior dan juga jantung pacu. Hal ini membuat harga mobil yang masuk dalam kategori Low Cost Green Car (LCGC) itu naik antara Rp 92,55 juta hingga Rp 146,25 juta.
Dengan ubahan yang terjadi dan harga merangkak naik, timbul pertanyaan apakah hal tersebut akan menghantam pasar citcyar, seperti Daihatsu Sirion.
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra angkat bicara. Kata dia, meski saat ini penjualan Sirion tak sebesar Ayla, namun itu tetap mampu menambah pasar citycar.
“Sirion ranking tiga, ya lumayanlah ya, cuma memang pasarnya citycar sedang turun terus,” ungkap Amel saat ditemui disela acara Media Test Drive Daihatsu New Ayla di kawasan Ciwidey, Bandung, Jakarta, Selasa (18/4/2017).
Kendati begitu, Amel yakin, Ayla berbeda kelas dengan Sirion. Karena kembaran Agya ini ditujukan untuk pembeli pertama. Sedangkan Sirion, untuk kelas lebih tinggi.
Sementara itu Astra International Daihatsu Sales Operation Hendrayadi Lastiyoso menyatakan, Daihatsu tetap mempertahankan Sirion dengan rata-rata penjualan antara 200-250 unit sebulan.
“Karena apa? Sekarang kita lihat Ayla ini adalah Sahabat Seru, berarti segmentasinya itu adalah memang kami mau ke segmen yang anak muda,” ungkap Hendrayadi.
Lebih lanjut, dia menuturkan, bahwa Ayla dan Sirion, meski sama-sama untuk anak muda, tapi harganya berbeda.
“Kalau ini (Ayla) kan segmennya anak muda yang LCGC, yang harganya Rp 150 juta ke bawah, sementara untuk Sirion 150 juta ke atas,” katanya.
“Jadi walaupun sama-sama buat anak muda, segmennya beda. Kalau kita boleh lihat, teman kita yang lain misalnya, di sana ada Brio, dan ada Brio Satya, beda juga kan. Jadi pasti segmennya berbeda juga,” tambahnya.
Next
Sirion di Impor
Penjualan Sirion yang tidak terlalu tinggi ini ternyata memang tak diambil pusing Daihatsu. Pasalnya, mobil ini dijual di Indonesia dengan cara di impor utuh dari Malaysia.
Ya, di negeri Jiran, Daihatsu Sirion memang cukup merajai pasar. Hanya saja, nama mobil tersebut bukan Sirion, melainkan Perodua Myvi.
“Memang dari awal Sirion itu kan dari Malaysia, bukan dari kami (ADM) kan. Ada yang menurut kami mungkin jual di sini, kami jual di sini. Tapi terus terang, itu produk yang memang bukan sengaja khusus untuk pasar Indonesia,” kata Hendrayadi.
Lain halnya dengan Sirion, seperti Xenia, Terios, Gran Max, Luxio, Ayla hingga Sigra, Daihatsu membuatnya langsung di Indonesia. Hal tersebut sengaja dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kecocokan masyarakat Indonesia.
“Kalau ini (Sirion) kami cuma ngambil (CBU). Jadi bukannya karena itu remeh, segmennya seperti itu ya jualnya segitu-segitu saja,” tutupnya.
Advertisement